Harga minyak mentah dunia melonjak tajam pada Rabu, 11 Juni 2025, melebihi 4 persen. Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Iran. Presiden Donald Trump sendiri meragukan tercapainya kesepakatan nuklir antara kedua negara, semakin menambah ketidakpastian di pasar energi global.
Kenaikan harga minyak ini berdampak signifikan pada pasar internasional. Minyak mentah Brent, patokan global, mengalami peningkatan sebesar US$ 2,90 atau 4,3 persen, menutup perdagangan pada angka US$ 69,77 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dari Amerika Serikat juga naik US$ 3,17 atau 4,9 persen, dan menetap pada US$ 68,15 per barel.
AS Evakuasi Staf Non-Esensial dari Kedutaan Besar di Baghdad
Pemerintah Amerika Serikat bersiap untuk mengevakuasi seluruh staf non-esensial dari kedutaan besarnya di Baghdad, Irak. Dua pejabat Departemen Luar Negeri AS telah mengkonfirmasi hal ini kepada NBC News, meskipun mereka tidak menjelaskan secara detail alasan di balik keputusan tersebut.
Keputusan ini diambil sebagai bentuk prioritas utama untuk keselamatan warga negara Amerika. Seorang pejabat ketiga menekankan komitmen pemerintah AS untuk menjaga keamanan warga negaranya, baik di dalam maupun luar negeri. Evaluasi rutin terhadap penempatan staf di semua kedutaan AS dilakukan untuk memastikan hal tersebut.
Inggris dan Trump Peringatkan Potensi Konflik Militer
Meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut telah memicu peringatan dari berbagai pihak. Unit Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO), sebuah divisi Angkatan Laut Kerajaan Inggris, memperhatikan peningkatan tensi yang berpotensi memicu eskalasi aktivitas militer.
Presiden Trump juga menyampaikan kekhawatirannya. Dalam wawancara dengan New York Post, Trump menyatakan pesimismenya terhadap kesepakatan nuklir AS-Iran. Ia menilai Iran tampak menunda-nunda negosiasi dan meragukan keseriusan Iran untuk mencapai kesepakatan.
Iran Ancam Serang Basis Militer AS di Kawasan
Ancaman dari Iran semakin menambah ketegangan. Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh, memperingatkan bahwa semua pangkalan militer AS di kawasan tersebut berada dalam jangkauan militer Iran. Pernyataan tersebut disampaikan melalui kantor berita resmi IRNA.
Teheran, menurut Nasirzadeh, tidak akan ragu untuk menyerang semua basis militer AS jika diperlukan. Presiden Trump, di sisi lain, menegaskan komitmennya untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir. Ia berharap hal tersebut bisa dilakukan tanpa perang dan korban jiwa. Namun, ia juga mengungkapkan keraguannya terhadap keseriusan Iran dalam mencapai kesepakatan.
Ketegangan yang meningkat antara AS dan Iran berpotensi memicu konflik berskala besar. Evakuasi staf kedutaan besar AS di Baghdad menjadi indikator yang jelas tentang tingginya risiko. Pernyataan-pernyataan keras dari kedua belah pihak semakin memperkuat potensi tersebut. Perkembangan situasi ini perlu dipantau secara ketat karena berdampak luas pada stabilitas regional dan harga minyak global. Pasar energi dunia akan terus mencermati perkembangan situasi politik ini dan bagaimana hal tersebut berdampak pada pasokan minyak dunia.