preloader

IWIP: Kolaborasi UMKM Raih Rekor Rp3,5 Triliun, Inilah Rahasianya!

IWIP: Kolaborasi UMKM Raih Rekor Rp3,5 Triliun, Inilah Rahasianya!

PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Maluku Utara berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Strategi utamanya adalah memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat.

Kemitraan IWIP dengan UMKM: Dorongan Ekonomi yang Signifikan

Sejak 2021, IWIP telah bermitra dengan berbagai UMKM di beragam sektor. Sektor tersebut meliputi pengadaan bahan makanan, pakaian kerja, BBM, gas industri, hingga jasa perawatan dan transportasi.

Nilai total kemitraan ini mencapai Rp3,5 triliun hingga awal 2025. Hal ini selaras dengan Peraturan Menteri Investasi Nomor 1 Tahun 2022 tentang kemitraan usaha besar dan UMKM.

General Manager External Relations IWIP, Yudhi Santoso, menekankan pentingnya peran UMKM. Keterlibatan mereka menciptakan efek berganda, meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat lokal.

IWIP menyediakan kawasan khusus dan peluang perdagangan yang lebih luas bagi UMKM. Hal ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di Maluku Utara.

Beyond Bisnis: IWIP dan Komitmen Pelestarian Lingkungan dan Budaya

Komitmen IWIP tak hanya pada ekonomi, tetapi juga lingkungan dan budaya. Mereka berkolaborasi dengan kelompok masyarakat Mangrove Lestari di Desa Kobe untuk program rehabilitasi ekosistem mangrove.

Program ini tak hanya menjaga lingkungan pesisir, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru. Peluang tersebut meliputi pengolahan hasil mangrove dan pengembangan ekowisata.

Weda Bay Nickel (WBN), salah satu tenant IWIP, mendukung pelestarian budaya. Mereka bermitra dengan sanggar budaya Faisa untuk melestarikan alat musik tradisional Bambu Tada.

Inisiatif ini mendorong perkembangan UMKM seni dan budaya melalui kegiatan kreatif berbasis warisan lokal. Hal ini memperkuat identitas budaya Maluku Utara.

IWIP: Proyek Strategis Nasional dan Investasi Jangka Panjang

IWIP merupakan kawasan industri terintegrasi pertama di Indonesia untuk pengolahan mineral dan produksi komponen baterai kendaraan listrik. Kawasan ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).

IWIP diproyeksikan menjadi kawasan industri terpadu pertama di dunia yang mengolah mineral hingga menjadi produk akhir, yaitu besi baja dan baterai kendaraan listrik.

Investasi di IWIP terus mengalir. Hingga awal 2025, total investasi mencapai US$15 miliar (sekitar Rp240 triliun). Angka ini menunjukkan keyakinan investor pada potensi hilirisasi nikel di Indonesia.

IWIP juga merencanakan pengembangan investasi baru senilai US$8 miliar. Investasi ini difokuskan pada industri baterai kendaraan listrik, energi hijau, dan pembangunan smelter aluminium elektrolitik.

Direktur PT IWIP, Scott Ye, menyatakan dukungan IWIP terhadap hilirisasi. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. IWIP menjadi contoh nyata bagaimana pembangunan industri dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan.

Related Post