preloader

Harga Minyak Dunia Terjun Bebas: Perang Iran-Israel Mereda?

Harga Minyak Dunia Terjun Bebas: Perang Iran-Israel Mereda?

Harga minyak dunia mengalami penurunan pada perdagangan Senin, 30 Juni 2025. Penurunan ini terjadi di tengah meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan proyeksi peningkatan produksi dari OPEC+ pada Agustus mendatang. Kenaikan produksi tersebut berpotensi meningkatkan kekhawatiran pasar akan surplus pasokan.

Minyak mentah Brent turun 0,24 persen menjadi USD 67,61 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 0,63 persen menjadi USD 65,11 per barel. Penurunan ini melanjutkan tren pekan lalu, di mana kedua acuan harga mencatatkan penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2023.

Konflik Iran-Israel dan Dampaknya terhadap Harga Minyak

Konflik selama 12 hari antara Iran dan Israel, yang dipicu serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran pada 13 Juni, sempat mendorong lonjakan harga minyak. Serangan balasan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran semakin memperparah situasi, membuat harga Brent sempat melampaui USD 80 per barel.

Namun, pengumuman gencatan senjata oleh Presiden Donald Trump menyebabkan harga minyak kembali anjlok ke level USD 67. Analis pasar IG, Tony Sycamore, mencatat bahwa pasar telah menghilangkan sebagian besar premi risiko geopolitik yang tertanam dalam harga setelah gencatan senjata tersebut diumumkan. Pernyataan Trump yang kontradiktif mengenai kemungkinan berlanjutnya konflik di kemudian hari tetap memicu ketidakpastian.

Peran OPEC+ dalam Menstabilkan Harga Minyak

Tekanan penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh rencana peningkatan produksi minyak oleh OPEC+. Empat delegasi OPEC+ mengindikasikan rencana penambahan produksi sebesar 411.000 barel per hari pada Agustus.

Kenaikan ini akan berlanjut dari tren peningkatan produksi pada Mei, Juni, dan Juli. Pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan pada 6 Juli akan menentukan kepastian rencana tersebut. Jika disetujui, ini akan menjadi kenaikan bulanan kelima berturut-turut sejak OPEC+ menghentikan pemangkasan produksi pada April lalu.

Prospek Produksi Minyak AS dan Implikasinya

Di Amerika Serikat, jumlah rig minyak aktif turun enam unit menjadi 432 rig pekan lalu. Angka ini merupakan level terendah sejak Oktober 2021, menurut data Baker Hughes.

Penurunan jumlah rig minyak seringkali menjadi indikator prospek produksi minyak AS di masa mendatang. Data ini menunjukkan potensi penurunan produksi minyak AS, yang dapat berdampak pada pasokan global dan harga minyak secara keseluruhan.

Pernyataan Presiden Trump mengenai berakhirnya konflik Iran-Israel, meski diiringi pernyataan yang kontradiktif, memberikan dampak signifikan terhadap harga minyak. Kondisi ini dikombinasikan dengan rencana peningkatan produksi OPEC+ dan penurunan jumlah rig minyak aktif di AS menunjukkan kompleksitas faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga minyak dunia. Ketidakpastian geopolitik dan dinamika pasar tetap menjadi faktor kunci yang perlu dipantau. Meskipun harga minyak mengalami penurunan, proyeksi peningkatan produksi OPEC+ dan potensi berlanjutnya konflik di Timur Tengah tetap menjadi ancaman bagi stabilitas harga minyak di masa depan.

Related Post