Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Senin. Penurunan ini disebabkan oleh meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan sinyal peningkatan produksi dari OPEC+ pada Agustus mendatang. Hal ini mengakibatkan harga minyak Brent dan WTI mengalami penurunan signifikan.
Harga minyak mentah Brent, patokan harga minyak dunia, ditutup turun 16 sen atau 0,24% menjadi USD 67,61 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga melemah 41 sen atau 0,63%, berada di level USD 65,11 per barel. Penurunan ini terjadi setelah sebelumnya harga minyak sempat melonjak drastis.
Daftar Baca
Dampak Meredanya Ketegangan Geopolitik
Konflik militer antara Israel dan Iran yang terjadi sejak 13 Juni 2025, sempat membuat harga minyak Brent menembus USD 80 per barel. Kenaikan tajam ini dipicu oleh serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran. Namun, situasi berubah drastis setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata antara kedua negara.
Analis pasar IG, Tony Sycamore, menilai pasar telah menghilangkan sebagian besar premi risiko geopolitik. Premi risiko ini sebelumnya menjadi pendorong utama kenaikan harga minyak yang signifikan. Situasi yang lebih tenang ini secara langsung berdampak pada penurunan harga minyak.
Rencana Peningkatan Produksi OPEC+
Selain meredanya ketegangan geopolitik, prospek peningkatan pasokan minyak global juga menekan harga. Empat sumber dari OPEC+ menginformasikan rencana peningkatan produksi sebesar 411.000 barel per hari mulai Agustus 2025.
Kenaikan ini akan menjadi yang kelima secara bulanan sejak OPEC+ melonggarkan pemangkasan produksi pada April lalu. Pertemuan resmi OPEC+ akan diadakan pada 6 Juli 2025 untuk membahas dan meresmikan strategi produksi selanjutnya. Keputusan resmi OPEC+ sangat dinantikan oleh pelaku pasar.
Implikasi Peningkatan Produksi
Peningkatan produksi OPEC+ berpotensi menambah pasokan minyak mentah di pasar global. Hal ini berpotensi menekan harga lebih lanjut, meskipun potensi kenaikan permintaan di masa mendatang masih perlu dipertimbangkan.
Pasar akan terus memantau perkembangan situasi dan keputusan resmi OPEC+ untuk memprediksi pergerakan harga minyak di masa depan.
Produksi Minyak AS dan Pergerakan Harga
Data dari Baker Hughes menunjukkan penurunan jumlah rig minyak aktif di Amerika Serikat sebanyak enam unit menjadi 432 rig. Angka ini merupakan level terendah sejak Oktober 2021.
Penurunan jumlah rig minyak aktif mengindikasikan potensi perlambatan produksi minyak AS dalam waktu dekat. Meskipun demikian, harga minyak Brent dan WTI masih mencatatkan kenaikan bulanan lebih dari 5% untuk bulan Juni. Ini menandai kenaikan selama dua bulan berturut-turut.
Meskipun mengalami penurunan signifikan minggu lalu, yang merupakan penurunan terbesar sejak Maret 2023, harga minyak masih menunjukkan tren positif secara bulanan. Ke depan, pergerakan harga minyak akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk gejolak geopolitik, kebijakan OPEC+, dan dinamika produksi di berbagai negara produsen. Perkembangan ini perlu terus dipantau dengan cermat.