preloader

Menara Nusantara: Tender Wajib Caplok Remala Abadi, Ikuti Sekarang!

Menara Nusantara: Tender Wajib Caplok Remala Abadi, Ikuti Sekarang!

PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), anak perusahaan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), telah resmi mengakuisisi 40% saham PT Remala Abadi Tbk (DATA). Akuisisi senilai Rp535,7 miliar ini melibatkan pembelian 550 juta saham dari dua pemegang saham utama, Verah Wahyudi Singgih Wong dan Jimmi Anka, dengan harga Rp974 per saham. Transaksi tersebut telah tuntas pada 30 April 2025.

Sebagai tindak lanjut akuisisi tersebut, Iforte diwajibkan untuk menggelar Penawaran Tender Wajib (Mandatory Tender Offer) kepada pemegang saham publik lainnya, sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 9/2018. Proses ini akan memberikan kesempatan kepada pemegang saham publik untuk menjual saham mereka kepada Iforte dengan harga yang sama.

Akuisisi Saham Remala Abadi dan Penawaran Tender Wajib

Iforte mengakuisisi 550 juta saham Remala Abadi, setara dengan 40% dari total modal disetor perusahaan.

Harga akuisisi ditetapkan sebesar Rp974 per saham, dengan total nilai transaksi mencapai Rp535,7 miliar.

Sebagai konsekuensi dari pengambilalihan ini, Iforte berkewajiban melaksanakan Penawaran Tender Wajib (PTW).

PTW ini akan mencakup hingga 274.973.100 saham (20% dari modal disetor Remala Abadi).

Harga penawaran PTW sama dengan harga akuisisi, yaitu Rp974 per saham.

Nilai maksimal PTW diperkirakan mencapai Rp267,82 miliar.

Masa penawaran berlangsung selama 30 hari, mulai 1 Juli hingga 30 Juli 2025.

Iforte menyatakan telah menyiapkan dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban pembayaran PTW.

Tidak Ada Rencana Delisting Saham Remala Abadi

Iforte menegaskan tidak berencana untuk menghapus pencatatan saham Remala Abadi dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perusahaan juga tidak berniat mengubah status Remala Abadi menjadi perusahaan tertutup atau melikuidasinya.

Iforte berencana meningkatkan efisiensi dan ekspansi bisnis Remala Abadi melalui sinergi dengan jaringan fiber optik Iforte.

Sinergi ini diharapkan memperkuat posisi grup di industri infrastruktur digital.

Remala Abadi diproyeksikan dapat mengembangkan bisnis konektivitasnya secara lebih cepat dan efisien.

Dukungan dari Sarana Menara Nusantara diharapkan juga akan memudahkan akses pembiayaan dengan suku bunga yang lebih rendah.

Skenario Kepemilikan Saham dan Kewajiban Mengalihkan Saham Kembali ke Publik

Jika seluruh pemegang saham publik melepas sahamnya melalui PTW, kepemilikan Iforte di Remala Abadi akan mencapai 60%.

Namun, jika kepemilikan publik turun di bawah 20%, Iforte wajib mengalihkan kembali sebagian saham ke publik dalam waktu dua tahun.

Kewajiban ini sesuai dengan Pasal 21 POJK No.9/2018.

Kewajiban ini tidak berlaku jika perusahaan melakukan aksi korporasi yang memenuhi ketentuan free float, misalnya penerbitan saham baru.

Hingga akhir Juni 2025, belum ada rencana aksi korporasi lanjutan yang diumumkan Iforte.

Strategi akuisisi ini sejalan dengan diversifikasi bisnis Iforte yang sebelumnya fokus pada layanan B2B.

Integrasi bisnis Remala Abadi (B2C) diharapkan memperluas jangkauan pasar Iforte.

Iforte berencana untuk mempertahankan manajemen dan kebijakan strategis Remala Abadi dalam jangka pendek.

Operasional Remala Abadi akan tetap berjalan normal, dengan potensi peningkatan efisiensi dan ekspansi yang lebih agresif.

Akuisisi Remala Abadi oleh Iforte menandai langkah strategis dalam memperkuat posisi grup Sarana Menara Nusantara di sektor infrastruktur digital. Dengan rencana sinergi dan tanpa niat untuk melakukan delisting, langkah ini menunjukkan komitmen Iforte untuk mengembangkan bisnis Remala Abadi dan memperluas jangkauan layanan konektivitasnya di pasar Indonesia.

Related Post