Pasar saham Asia-Pasifik mengawali pekan terakhir Juni 2025 dengan pergerakan positif. Investor mencermati sejumlah data ekonomi penting, termasuk angka produksi industri Korea Selatan dan Jepang untuk Mei serta indeks manajer pembelian (PMI) Tiongkok untuk Juni. Kenaikan ini menandai sentimen optimis di awal pekan perdagangan.
Optimisme ini juga terpancar dari Wall Street yang sebelumnya mengalami kenaikan signifikan. Ketiga indeks utama, S&P 500, Nasdaq Composite, dan Dow Jones Industrial Average, mencatatkan kenaikan tajam pada sesi Jumat sebelumnya.
Bursa Asia Menghijau
Indeks Nikkei 225 Jepang memimpin kenaikan dengan peningkatan 1,13% pada pembukaan perdagangan. Indeks Topix yang lebih luas juga naik 0,77%. Di Korea Selatan, indeks Kospi mencatatkan kenaikan 0,63%, sementara Kosdaq cenderung datar.
Indeks S&P/ASX 200 Australia juga dibuka dengan kenaikan 0,3%. Namun, kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan penutupan sebelumnya. Kontrak berjangka ekuitas AS juga menunjukkan tren positif di awal perdagangan Asia.
Wall Street Catat Rekor
Kenaikan tajam di Wall Street pada Jumat lalu turut mempengaruhi sentimen positif di Asia. S&P 500 mencapai rekor tertinggi dalam lebih dari empat bulan, melampaui rekor sebelumnya.
Nasdaq Composite juga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Dow Jones Industrial Average juga naik hampir 1%. Kenaikan ini merupakan pemulihan tajam setelah penurunan yang terjadi pada April lalu.
Prediksi IHSG dan Potensi Pelemahan
Meskipun bursa Asia menunjukkan tren positif, IHSG di Indonesia diprediksi berpotensi mengalami koreksi. Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memprediksi IHSG akan menguji level 6.783-6.813, bahkan berpotensi koreksi lebih dalam ke rentang 6.561-6.721.
Ia menambahkan, level support IHSG berada di 6.752 dan 6.632, sementara resistance di 6.914 dan 6.994. Beberapa sentimen yang mempengaruhi IHSG antara lain perkembangan konflik Timur Tengah, rilis data manufaktur China, neraca dagang dan inflasi Indonesia, serta pergerakan harga komoditas dunia.
PT Pilarmas Investindo Sekuritas juga memprediksi potensi pelemahan IHSG yang terbatas, dengan support dan resistance di 6.810-6.960. Mereka juga memperingatkan potensi penurunan yang lebih signifikan jika data ekonomi global menunjukkan hasil yang lebih buruk dari ekspektasi.
Kondisi ekonomi global yang dinamis dan berbagai faktor geopolitik terus mempengaruhi pasar saham baik di Asia maupun global. Oleh karena itu, investor perlu terus memantau perkembangan terkini dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum membuat keputusan investasi. Kehati-hatian dan diversifikasi portofolio tetap menjadi strategi yang bijak dalam situasi pasar yang fluktuatif.