PT Bank Tabungan Negara (BTN) siap membiayai proyek hunian ambisius senilai 2,5 miliar dollar AS dari investor Qatar, AlQilaa International Group. Proyek ini menargetkan pembangunan 100.000 unit hunian vertikal di berbagai kota besar Indonesia, termasuk Jakarta. BTN akan berperan sebagai penyedia pembiayaan KPR, baik konvensional maupun syariah, mencakup juga proses penilaian kredit, pemasaran, dan edukasi masyarakat mengenai kepemilikan rumah.
Daftar Baca
BTN Dukung Penuh Proyek Hunian Terjangkau Investor Qatar
BTN menyatakan komitmen penuhnya terhadap proyek ini, mengingat besarnya manfaat bagi masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah. Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menekankan kesiapan BTN dalam menyalurkan pembiayaan KPR untuk 100.000 unit hunian vertikal pada tahap pertama.
BTN telah berpengalaman selama lebih dari 75 tahun dalam pembiayaan perumahan. Hal ini ditunjukkan dengan penyaluran kredit untuk lebih dari 5,6 juta unit rumah dan pangsa pasar 39 persen di Indonesia.
Proyek Hunian Vertikal: Solusi Perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Proyek ini merupakan realisasi dari Nota Kesepahaman (MoU) antara pemerintah Indonesia dan Qatar. Kerja sama ini ditandatangani pada Januari 2025 dan difinalisasi di Doha pada April 2025.
AlQilaa International Group, melalui Chairman Sheikh Abdulaziz bin Abdulrahman Al Thani, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan pemerintah Indonesia, Danantara, dan BTN dalam mewujudkan proyek perumahan terjangkau ini.
Proyek ini melibatkan berbagai mitra pengembang dan kontraktor nasional, termasuk perusahaan dari China dan Singapura.
Tahapan Proyek dan Akses Pembiayaan
Calon pembeli dapat mendaftar melalui portal KPR AlQilaa yang direncanakan diluncurkan pada kuartal III 2025 atau melalui kantor cabang BTN.
Proses seleksi akan mengikuti ketentuan KPR Bersubsidi/Non Subsidi yang berlaku. Unit hunian diharapkan dapat ditawarkan kepada masyarakat dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan.
Dampak Positif Proyek Hunian Terjangkau bagi Indonesia
Nixon Napitupulu melihat proyek ini berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi backlog perumahan, mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat hubungan ekonomi Indonesia-Qatar.
COO Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menambahkan bahwa proyek ini merupakan langkah besar dalam memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat, khususnya dengan memanfaatkan lahan-lahan tidak produktif. Ia menekankan komitmen Danantara untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.
Proyek hunian vertikal ini diyakini akan menjadi solusi bagi permasalahan perumahan di Indonesia. Keterlibatan berbagai pihak, mulai dari investor hingga lembaga pembiayaan, menandakan keseriusan dalam mengatasi isu perumahan yang menjadi tantangan di Indonesia. Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi proyek-proyek serupa di masa mendatang.