preloader

Prediksi Harga Emas Dunia 2025: Semester II, Untung Besar?

Prediksi Harga Emas Dunia 2025: Semester II, Untung Besar?

Harga emas dunia mencatat rekor pada semester I 2025, melampaui angka USD 3.000 pada pertengahan Maret dan mencapai puncaknya di USD 3.500 pada April. Kenaikan signifikan ini, mencapai 25% sepanjang semester pertama, menimbulkan pertanyaan akan pergerakan harga emas di semester II 2025. Analis memprediksi konsolidasi harga, namun beberapa faktor kunci tetap akan mempengaruhi pergerakannya.

Harga emas telah mengalami tren kenaikan selama enam dari tujuh kuartal terakhir. Kenaikan ini telah menghasilkan keuntungan sebesar 77% dalam periode tersebut. Meskipun menunjukkan tanda-tanda “kelelahan”, harga emas tetap berada di dekat rekor tertinggi.

Konsolidasi Harga Emas di Semester II 2025

Analis City Index dan Forex.com, Fawad Razaqzada, memperkirakan harga emas akan mengalami konsolidasi pada semester II 2025. Hal ini disebabkan oleh penurunan permintaan aset safe haven.

Namun, kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan volatilitas pasar saham tetap menjadi faktor penentu utama harga emas. Emas yang sangat jenuh beli di awal tahun membuat konsolidasi menjadi hal yang wajar dan bahkan koreksi harga di semester II tidak akan mengejutkan.

Faktor Penggerak Harga Emas: Dolar AS dan Kebijakan AS

Dolar AS menjadi salah satu faktor kunci yang akan mempengaruhi pergerakan harga emas. Kondisi dolar AS dan obligasi telah memburuk selama semester I 2025.

Kegagalan pemerintah AS dalam mengendalikan utang dan defisit yang membengkak dapat mengguncang pasar. Ketegangan kebijakan perdagangan juga kembali menjadi sorotan, ditambah dengan RUU pemotongan pajak senilai USD 4,5 triliun yang belum didanai.

Moody’s memperkirakan defisit AS akan mendekati 9% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2035. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan pasar obligasi negara, terutama dengan penarikan kepemilikan obligasi AS oleh China.

Meskipun indeks S&P 500 kembali menyentuh rekor tertinggi, menunjukkan investor belum terlalu khawatir, penurunan peringkat kredit AS dapat menyebabkan kekacauan di pasar aset berisiko. Skenario ini dapat meningkatkan harga emas.

Peran Bank Sentral dan Permintaan Aset Safe Haven

Pembelian emas oleh bank sentral, terutama Bank Rakyat Tiongkok, menjadi pendorong utama kekuatan emas. Bank sentral di seluruh dunia terus melakukan diversifikasi dari dolar AS.

World Gold Council memperkirakan pembelian emas oleh bank sentral rata-rata mencapai lebih dari 1.000 ton per tahun dalam tiga tahun terakhir. Survei terbaru mengindikasikan 76% responden percaya emas akan memiliki porsi yang lebih tinggi dalam total cadangan lima tahun ke depan.

Namun, dengan harga emas yang tinggi, permintaan bank sentral mungkin akan menurun di semester II 2025. Perlambatan, bukan pembalikan, tren pembelian ini dapat membatasi kenaikan harga emas, terutama jika permintaan ritel dan ETF tidak meningkat.

Permintaan aset safe haven juga menjadi faktor penting. Meskipun ada sedikit penurunan ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran, perang di Ukraina dan Gaza masih berlanjut. Emas tetap menjadi pilihan investasi aman terhadap potensi eskalasi konflik. Namun, de-eskalasi konflik dapat mengurangi permintaan emas, setidaknya untuk sementara waktu.

Razaqzada mencatat level support penting di sekitar EMA 21 (dekat USD 3.170) dan garis tren 2025 (sekitar USD 3.280-USD 3.290). Level psikologis utama berada di area USD 3.000-USD 3.100. Level resistance signifikan pertama berada di USD 3.435, dan di atasnya, puncak April di USD 3.500 menjadi patokan selanjutnya.

Prediksi harga emas untuk semester II 2025 cenderung netral. Meskipun permintaan safe haven mungkin sedikit menurun, pembelian bank sentral yang berkelanjutan di tengah kekhawatiran fiskal AS yang membara masih dapat memberikan momentum baru untuk kenaikan harga emas. Ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas ke depannya.

Related Post