Bursa saham Vietnam mencatat rekor tertinggi dalam lebih dari tiga tahun. Kenaikan ini didorong oleh antisipasi detail perjanjian perdagangan baru antara Amerika Serikat (AS) dan Vietnam yang diumumkan Presiden Donald Trump.
Pengumuman tersebut disampaikan Trump melalui Truth Social, mengungkapkan AS akan mengenakan tarif impor 20% pada barang-barang dari Vietnam, sementara Vietnam sendiri akan memberikan akses bebas tarif bagi produk AS. Hal ini terjadi menjelang berakhirnya penangguhan tarif Trump selama 90 hari.
Lonjakan Indeks Saham Vietnam
Sentimen positif pasca pengumuman tersebut langsung berdampak pada indeks acuan Vietnam. Indeks tersebut naik 0,3%, mencapai level tertinggi sejak April 2022, menurut data LSEG.
Beberapa saham utama yang berkontribusi signifikan pada kenaikan indeks antara lain Saigon Machinery Spare Parts dan Truong Tranh Furniture Corporation, masing-masing naik 6,25% dan 6,6%. Saham Vietnam Container Shipping juga meningkat 4,4%.
Sektor bahan baku dan teknologi menjadi pendorong utama kenaikan indeks pada perdagangan siang hari di Singapura.
Pergerakan Pasar Saham Asia Lainnya
Sementara bursa saham Vietnam meroket, pergerakan pasar saham di kawasan Asia lainnya terbilang beragam.
Indeks Nikkei 225 Jepang cenderung datar di posisi 39.785,9, sementara indeks Topix naik tipis 0,1% menjadi 2.828,99. Di Korea Selatan, indeks Kospi meningkat 1,34% ke 3.116,27, dan indeks Kosdaq naik 1,43% ke 793,33.
Indeks ASX 200 Australia ditutup datar di angka 8.595,8. Berbeda dengan Vietnam, indeks Hang Seng Hong Kong justru melemah 0,78%, sedangkan indeks CSI 300 China naik 0,62% dan ditutup di angka 3.968,07.
Dampak Kesepakatan Dagang terhadap Dong Vietnam
Meskipun bursa saham Vietnam menunjukkan kinerja positif, nilai tukar mata uang domestik, dong Vietnam, justru melemah.
Dong Vietnam mencapai rekor terendah baru terhadap dolar AS, mencapai 26.195 dong per dolar, menurut data dari LSEG. Depresiasi ini terjadi pasca kesepakatan perdagangan dengan AS.
Vishnu Varathan, Kepala Riset Makro Asia ex-Jepang di Mizuho Securities, memberikan komentarnya. Ia menyoroti bahwa meskipun kesepakatan ini memicu reli saham di AS, dampaknya terhadap pasar dan ekonomi Asia tidaklah seragam.
Varathan menambahkan bahwa depresiasi dong Vietnam berpotensi menjadi penyangga terhadap dampak tarif impor 20% yang diberlakukan AS.
Ia juga menekankan bahwa kesepakatan ini menjadi pengingat akan ketidakseimbangan leverage yang merugikan eksportir Asia.
Presiden Trump mengumumkan bahwa kesepakatan tersebut meliputi tarif 20% untuk impor Vietnam ke AS. Sebagai imbalannya, AS mendapatkan akses bebas tarif ke pasar Vietnam.
Kesepakatan ini juga mencakup ketentuan tambahan berupa tarif 40% jika barang-barang tersebut berasal dari negara lain dan hanya transit melalui Vietnam sebelum dikirim ke AS untuk menghindari hambatan perdagangan (transshipment).
Praktik transshipment, yang digunakan untuk menghindari tarif, diduga telah dimanfaatkan oleh China, eksportir utama ke AS, dengan menggunakan Vietnam sebagai jalur transit.
Secara keseluruhan, dampak kesepakatan perdagangan AS-Vietnam terhadap ekonomi Vietnam masih perlu dikaji lebih lanjut. Meskipun bursa saham menunjukkan reaksi positif, pelemahan nilai tukar dong menunjukkan kompleksitas situasi ekonomi dan dampaknya yang beragam pada sektor-sektor berbeda.