preloader

Tarif Trump Naik 70%: 12 Negara Terdampak Agustus 2025

Tarif Trump Naik 70%: 12 Negara Terdampak Agustus 2025

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan akan mengirimkan surat resmi kepada 12 negara terkait kebijakan tarif baru atas barang ekspor mereka ke AS. Surat tersebut, yang berisikan penawaran tegas dengan skema “terima atau tinggalkan”, dijadwalkan dikirim pada Senin. Pengumuman ini disampaikan Trump kepada awak media di atas pesawat kepresidenan Air Force One, dalam perjalanan menuju New Jersey. Ia enggan menyebutkan negara-negara penerima surat tersebut sebelum pengumuman resmi pada hari Senin.

Trump sebelumnya berencana mengirim surat pada Jumat. Namun, karena bertepatan dengan libur nasional di AS, pengirimannya diundur. Kebijakan tarif baru ini merupakan bagian dari strategi Trump dalam perang dagang global.

Tarif Naik Hingga 70%, Negosiasi Buntu

Pada bulan April, Trump mengumumkan tarif dasar 10% untuk hampir semua negara. Tarif tambahan hingga 50% juga diumumkan untuk sejumlah produk.

Kebanyakan tarif tambahan tersebut ditangguhkan selama 90 hari untuk negosiasi. Masa tenggang ini akan berakhir pada 9 Juli 2025.

Trump mengindikasikan kemungkinan kenaikan tarif hingga 70%. Mayoritas tarif baru ini akan mulai diterapkan pada 1 Agustus 2025.

Negosiasi dengan beberapa negara, seperti Jepang dan Uni Eropa, mengalami jalan buntu. Kekecewaan atas hasil negosiasi mendorong perubahan pendekatan Trump.

Perubahan Strategi dan Dampaknya

Trump menyatakan bahwa mengirimkan surat langsung lebih efisien daripada negosiasi. Ia tidak berkomentar lebih lanjut mengenai kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang sebelum tenggat waktu 9 Juli.

Kebijakan tarif ini telah mengganggu stabilitas pasar keuangan global. Hal ini juga mendorong negara-negara mitra untuk memperkuat ekonomi masing-masing.

Perubahan strategi ini menunjukkan kompleksitas pembicaraan dagang internasional. Perjanjian dagang biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan.

Negara yang Mencapai Kesepakatan dan Yang Gagal

Hingga saat ini, hanya dua negara yang mencapai kesepakatan dagang dengan AS di bawah kepemimpinan Trump. Inggris adalah negara pertama yang mencapai kesepakatan pada Mei 2025.

Dalam kesepakatan dengan Inggris, tarif dasar 10% dipertahankan. Sektor otomotif dan pesawat mendapatkan perlakuan istimewa.

Vietnam adalah negara kedua yang mencapai kesepakatan. Vietnam setuju memangkas tarif dari ancaman 46% menjadi 20% untuk beberapa barang ekspor.

Sebagai imbalannya, produk Amerika akan diizinkan masuk ke Vietnam tanpa bea masuk. Negosiasi dengan India gagal, sementara Uni Eropa menyatakan pembicaraan belum membuahkan hasil.

Uni Eropa mungkin akan mempertahankan status quo untuk menghindari dampak tarif baru. Kompleksitas perundingan, terutama terkait tarif dan hambatan nontarif seperti larangan impor produk pertanian, menjadi tantangan besar.

Langkah tegas Trump dengan kebijakan “terima atau tinggalkan” ini menunjukkan perubahan signifikan dalam strategi perdagangan AS. Sisa dunia menunggu untuk melihat bagaimana 12 negara yang menerima surat tersebut akan merespons, dan apa dampaknya terhadap ekonomi global. Ketegangan dan ketidakpastian di pasar global kemungkinan akan tetap ada hingga resolusi dari situasi ini tercapai.

Related Post