PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), emiten gas industri terkemuka, tengah membidik pasar Kalimantan Timur sebagai strategi ekspansi bisnis. Pertumbuhan ekonomi Kaltim yang menjanjikan, mencapai 4,08 persen pada Kuartal I 2025, menjadi daya tarik utama bagi SBMA untuk memperluas jangkauan layanan gas industrinya.
Dominasi sektor pertambangan di Kaltim, yang berkontribusi lebih dari 35 persen terhadap PDRB, menjadi fokus utama ekspansi SBMA. Langkah ini diperkuat oleh kesuksesan perusahaan di Kalimantan Tengah, di mana kontrak layanan gas industri untuk sektor pertambangan berhasil diperpanjang hingga tiga bulan pertama tahun ini, dengan nilai kontrak hampir mencapai Rp 1 miliar.
Ekspansi SBMA di Kalimantan: Menyasar Sektor Tambang dan Medis
SBMA melihat potensi besar di sektor pertambangan Kalimantan. Kualitas layanan dan aplikasi gas industri unggulan SBMA telah berhasil membangun kepercayaan pelanggan di Kalimantan Tengah.
Direktur Operasional SBMA, Julianto Setyoadji, menyatakan optimisme terhadap peluang di Kaltim. “Kepercayaan pelanggan terus meningkat seiring kualitas layanan dan aplikasi gas kami yang unggul,” ujar Julianto.
Selain sektor pertambangan, SBMA juga melirik sektor medis di Kalimantan Selatan. Potensi pasar di sektor ini dinilai sangat menjanjikan.
Permintaan gas medis di Kalimantan Selatan diperkirakan mencapai 100 ton per bulan. SBMA telah menetapkan sektor ini sebagai pasar strategis dan akan serius menggarapnya.
Diversifikasi Pasar: Menjangkau Industri Kimia dan Galangan Kapal
SBMA tidak hanya fokus pada sektor pertambangan dan medis. Perusahaan juga membidik sektor industri kimia, seperti pabrik pupuk dan kertas, yang mencatatkan penjualan rata-rata lebih dari Rp 100 juta per bulan.
Pertumbuhan permintaan gas oksigen dari sektor galangan kapal (shipyard) di Kalimantan Timur juga menarik perhatian SBMA. Permintaan meningkat hingga 10 persen, menunjukkan potensi pasar yang signifikan.
Strategi Jangka Panjang dan Kolaborasi Strategis
Untuk memperkuat penetrasi pasar, SBMA aktif menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan besar di sektor energi dan pertambangan, seperti Petrosea dan Adaro. Kolaborasi ini diharapkan akan memperluas akses dan memperkuat posisi SBMA di pasar.
Sektor migas juga menjadi target ekspansi SBMA. Perusahaan akan mengandalkan layanan unggulan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia untuk menembus pasar ini.
Julianto menambahkan, faktor geopolitik menjadi pertimbangan, tetapi “pendekatan berbasis service excellence menjadi kunci kemajuan kami,” ujarnya.
SBMA menargetkan peningkatan profitabilitas hingga lebih dari 15 persen terhadap total penjualan pada tahun 2026. Target ini didukung oleh strategi diversifikasi bisnis, termasuk pemanfaatan limbah produksi menjadi produk ramah lingkungan seperti paving block.
Inovasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Strategi terintegrasi ini menunjukkan komitmen SBMA untuk pertumbuhan berkelanjutan dan keberlanjutan lingkungan.
Dengan strategi ekspansi yang komprehensif dan fokus pada layanan unggulan, SBMA optimis dapat mencapai target pertumbuhan yang ambisius dan menjadi pemain utama di pasar gas industri di Kalimantan.