Pasar saham Asia-Pasifik mencatat pergerakan yang beragam pada Selasa (1/7/2025). Dua sentimen yang bertolak belakang memengaruhi bursa: optimisme terhadap rekor kenaikan di Wall Street dan kekhawatiran atas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Masa penangguhan tarif 90 hari akan segera berakhir, meningkatkan ketidakpastian di pasar global.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan beberapa negara bernegosiasi dengan itikad baik. Namun, ia mengingatkan tarif dapat kembali ke level awal jika negosiasi gagal. Ketidakpastian ini jelas berdampak pada sentimen investor di kawasan Asia.
Pergerakan Bursa Asia-Pasifik yang Bervariasi
Bursa saham di berbagai negara Asia-Pasifik menunjukkan respon yang berbeda terhadap sentimen global. Jepang mengalami penurunan, sementara Korea Selatan mencatat peningkatan. Australia menunjukan kenaikan ringan. Hong Kong tutup karena libur nasional.
- Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,03%, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam 11 bulan. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif AS.
- Indeks Topix Jepang juga turun 0,56%, mengikuti tren pelemahan Nikkei 225.
- Berbeda dengan Jepang, Kospi Korea Selatan justru naik 1,67%, menunjukkan sentimen positif di pasar domestik.
- Kosdaq, indeks saham perusahaan kecil-menengah di Korea Selatan, juga meningkat 0,66%.
- Indeks S&P/ASX 200 Australia naik tipis 0,15%, menunjukan respon yang lebih moderat terhadap situasi global.
Wall Street Cetak Rekor Tertinggi
Di sisi lain, Wall Street kembali menorehkan rekor baru pada perdagangan Senin waktu AS. Kenaikan ini memberikan sentimen positif, namun tetap dibayangi oleh ketidakpastian kebijakan tarif.
- S&P 500 naik 0,52% ke posisi 6.204,95.
- Nasdaq Composite naik 0,47% ke 20.369,73.
- Dow Jones naik 275,50 poin (0,63%) ke 44.094,77.
Penguatan ini sebagian disebabkan oleh pembatalan pajak layanan digital oleh Kanada. Langkah ini mengurangi ketegangan perdagangan antara AS dan Kanada. Pajak yang awalnya ditujukan untuk perusahaan teknologi besar seperti Google, Meta, dan Amazon, dibatalkan setelah Presiden Trump menghentikan diskusi perdagangan dengan Kanada.
Ancaman Tarif Trump dan Data Manufaktur Tiongkok
Ancaman tarif dari AS menjadi fokus utama investor. Data aktivitas manufaktur Tiongkok dari indeks PMI Caixin/S&P Global untuk Juni juga dinantikan. Analis memperkirakan angka 49, sedikit lebih tinggi dari 48,3 di bulan sebelumnya, namun masih menunjukkan kontraksi karena di bawah 50. Data ini akan memberikan gambaran lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi Tiongkok dan dampaknya terhadap pasar regional.
Pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, indeks Nikkei 225 Jepang langsung terkoreksi 0,67% ke level 40.233,53 pada pukul 9.10 waktu Tokyo. Topix juga turun 0,3% ke posisi 2.844,27, melanjutkan tren pelemahan. Ketidakpastian global dan potensi dampak kebijakan tarif AS tampaknya masih menjadi faktor utama yang memengaruhi pasar saham Asia-Pasifik. Perkembangan selanjutnya akan terus dipantau dengan cermat oleh para investor.