Satgas Pangan Polri tengah menyelidiki dugaan anomali distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di sejumlah pasar, termasuk Pasar Induk Cipinang, Jakarta.
Penyelidikan ini dilakukan di tengah melimpahnya stok beras nasional pasca panen raya, dengan cadangan pemerintah mencapai lebih dari 4,2 juta ton.
Dugaan Penyimpangan Distribusi Beras SPHP
Brigjen Pol. Helfi Assegaf, Ketua Satgas Pangan Polri, menyatakan pihaknya mendalami laporan masyarakat terkait distribusi beras SPHP yang tidak tepat sasaran.
Dugaan awal menunjukkan beras yang seharusnya ditujukan untuk bansos dan operasi pasar, justru mengalir ke pasar induk dan tempat lain yang tidak semestinya.
Satgas Pangan Mabes Polri tengah menyelidiki indikasi pergerakan beras SPHP yang menyimpang dari peruntukannya.
Pemantauan Intensif di Lapangan
Helfi menginstruksikan jajaran Satgas Pangan pusat dan daerah untuk melakukan pengecekan langsung di lapangan.
Tim Pemantauan Harga dan Distribusi (TPID) juga dilibatkan untuk memantau distribusi beras bersama Satgas Pangan.
Langkah ini bertujuan untuk memastikan distribusi beras SPHP berjalan sesuai rencana dan mencegah dinamika harga yang tidak wajar.
Harga Beras Naik di Tengah Panen Raya: Sebuah Kejanggalan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyoroti kenaikan harga beras di tengah panen raya, suatu kondisi yang dinilai tidak wajar.
Beliau bahkan menyebut situasi ini sebagai potensi sabotase dan memerlukan perhatian serius.
Satgas Pangan membuka pintu bagi laporan masyarakat terkait kejanggalan distribusi beras dan berkomitmen menindaklanjuti setiap laporan secara profesional.
Kerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga pengawasan terus ditingkatkan untuk memastikan ketersediaan dan distribusi beras berjalan lancar.
Partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi distribusi beras sangat penting. Dengan kerjasama semua pihak, diharapkan distribusi beras dapat berjalan optimal dan harga tetap terkendali.