preloader

Antam Bagi Seluruh Laba 2024: Dividen Raksasa Menanti Anda

Antam Bagi Seluruh Laba 2024: Dividen Raksasa Menanti Anda

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengumumkan pembagian dividen senilai Rp 3,6 triliun kepada pemegang sahamnya. Dividen tersebut setara dengan Rp 151,77 per saham, disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 12 Juni 2025. Pembagian ini merupakan 100 persen dari laba bersih Antam di tahun buku 2024, melanjutkan tren *dividen payout ratio* yang sama seperti tahun sebelumnya.

Antam mencatatkan kinerja keuangan yang sangat gemilang di tahun 2024. Laba tahun berjalan mencapai Rp 3,85 triliun, meningkat signifikan sebesar 25% dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 3,08 triliun. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan penjualan yang fantastis.

Dividen Jumbo Antam: Hasil dari Lonjakan Penjualan

Penjualan Antam di tahun 2024 mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah perusahaan, yakni Rp 69,19 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 68,56% dibandingkan tahun 2023 yang berjumlah Rp 41,04 triliun.

Penjualan domestik menjadi kontributor utama, mencapai Rp 63,96 triliun atau sekitar 92% dari total pendapatan. Segmen emas menjadi penopang terbesar, menyumbang Rp 57,56 triliun. Ini merupakan lonjakan yang luar biasa, mencapai 120% dibandingkan tahun sebelumnya.

Harga Emas Melesat: Faktor Pendorong Kinerja Antam

Kenaikan signifikan harga emas menjadi faktor kunci keberhasilan Antam. Pada kuartal I 2025, harga emas melonjak tajam 38% secara tahunan (YoY) ke level USD 2.859,6 per ounce.

Beberapa faktor berkontribusi terhadap lonjakan harga emas ini. Inflasi yang masih tinggi (5,4%), suku bunga riil negatif di AS (-0,5%), dan permintaan besar dari bank sentral (363,2 ton) menjadi pendorong utama. Permintaan investasi emas juga meningkat signifikan melalui arus masuk ETF (211,2 ton), sehingga total permintaan investasi mencapai 551,9 ton.

Pasokan emas yang terbatas juga turut memperkuat harga. Biaya produksi emas global yang meningkat (di atas USD 1.350 per ounce) dan output tambang yang terbatas (855,7 ton) memberikan tekanan pada penawaran. Pelemahan indeks DXY (sekitar 100) dan volatilitas mata uang negara berkembang (>8%) semakin memperkuat reli harga emas.

Muhammad Farras Farhan, Senior Equity Research Analyst di Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memprediksi harga emas akan tetap tinggi. Ia memperkirakan rata-rata harga emas akan mencapai USD 3.100 per ounce sepanjang tahun 2025. Antam, menurutnya, berada dalam posisi yang sangat menguntungkan.

Prospek Antam di Tahun 2025: Pertumbuhan yang Berkelanjutan

Didukung oleh harga emas yang tinggi, Antam memproyeksikan pendapatan sebesar Rp 92,8 triliun di tahun 2025. Ini menunjukkan pertumbuhan 34,2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Meskipun volume penjualan emas hanya naik moderat (6,7% YoY) menjadi 42,5 ton, lonjakan harga emas ke USD 3.100 per ounce (22,5% YoY) menjadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan.

Penjualan nikel juga berkontribusi positif. Pendapatan dari bijih nikel diproyeksikan mencapai Rp 8,9 triliun, meningkat 65,4% YoY. Peningkatan permintaan dari smelter menjadi faktor kunci.

Meskipun margin kas emas diperkirakan turun menjadi USD 217 per ounce, Farras tetap optimis. Ia memprediksi EBITDA Antam akan mencapai Rp 7,3 triliun dan laba bersih akan melonjak 64,9% menjadi Rp 6 triliun di tahun 2025. Kesepakatan penjualan terbaru dengan PT Freeport Indonesia juga diharapkan dapat memberikan tambahan positif bagi kinerja Antam.

Pembagian dividen besar-besaran ini mencerminkan kinerja keuangan Antam yang luar biasa di tahun 2024. Prospek cerah di tahun 2025, didorong oleh harga emas yang tinggi dan peningkatan permintaan nikel, menjanjikan keberlanjutan kinerja positif perusahaan. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi para pemegang saham.

Related Post

Konsultasi Gratis!
Ingin bisnis Anda tampil di halaman pertama Google? Konsultasikan dengan kami sekarang!