Penerimaan pajak Indonesia hingga 31 Mei 2025 mencapai Rp683,3 triliun. Angka ini jauh di bawah target, mengalami penurunan 10,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penurunan tersebut setara dengan Rp77 triliun. Kondisi ini menunjukkan dampak ekonomi nasional yang kurang menguntungkan.
Penerimaan Negara Melambat, Defisit APBN Terjadi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan realisasi penerimaan negara hingga Mei 2025 mencapai Rp995,3 triliun. Penerimaan ini terdiri dari pajak, bea cukai, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Rinciannya, penerimaan pajak Rp683,3 triliun (31,2 persen dari target tahunan), bea cukai dan cukai Rp122,9 triliun, dan PNBP Rp188,7 triliun.
Sementara itu, belanja negara terealisasi Rp1.016,3 triliun. Akibatnya, APBN mengalami defisit Rp21 triliun per 31 Mei 2025.
Defisit ini berbanding terbalik dengan surplus Rp4,3 triliun pada bulan April. Kondisi ini menunjukkan perlambatan pendapatan negara yang signifikan.
Faktor Global Mempengaruhi Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani mengungkapkan beberapa faktor global yang memengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah peningkatan ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel.
Konflik tersebut berdampak pada harga minyak dunia yang sempat melonjak hingga hampir 9 persen. Ketidakpastian global ini berimbas pada perekonomian Indonesia.
Selain konflik Timur Tengah, ketidakpastian hubungan dagang AS-Tiongkok juga menjadi perhatian. Belum adanya kesepakatan resmi menambah ketidakpastian pasar global.
Kebijakan fiskal ekspansif AS, yang berpotensi menambah defisit anggaran lebih dari US$10 triliun dalam 10 tahun mendatang, juga menjadi faktor yang perlu diwaspadai.
Tantangan Ke Depan dan Upaya Pemerintah
Kombinasi ketidakpastian perdagangan global dan kebijakan makro negara lain, terutama AS, menimbulkan tantangan bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah perlu mengantisipasi dampak negatifnya.
Penurunan penerimaan pajak dan defisit APBN menuntut langkah strategis pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan negara. Upaya pengembangan ekonomi domestik menjadi penting.
Kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian menuntut pemerintah untuk lebih waspada dan proaktif dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional. Langkah-langkah inovatif dan kebijakan fiskal yang tepat sasaran menjadi kunci.