Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 melambat menjadi 4,87%, lebih rendah dari periode sebelumnya. Penyebab utama perlambatan ini adalah kontraksi belanja pemerintah yang mencapai -1,38% secara tahunan.
Penurunan belanja pemerintah ini terutama disebabkan oleh absennya belanja Pemilu yang signifikan pada kuartal I-2024. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers.
Kontraksi Belanja Pemerintah dan Dampaknya
Seluruh komponen pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan pengeluaran menunjukkan pertumbuhan positif, kecuali konsumsi pemerintah. Absennya belanja Pemilu menjadi faktor utama penurunan ini.
Pemerintah berencana melakukan realokasi anggaran. Dampak positif dari realokasi ini diperkirakan baru akan terlihat pada kuartal II-2025.
Proses administrasi dan realokasi anggaran menjadi penyebab belum terlihatnya dampak positif di kuartal I-2025. Hal ini dijelaskan Amalia Adininggar Widyasanti.
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2025 yang Ditopang Konsumsi Rumah Tangga
Meskipun belanja pemerintah mengalami kontraksi, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 54,53% terhadap pertumbuhan ekonomi dengan angka pertumbuhan 4,89%.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga berkontribusi, namun pertumbuhannya melambat menjadi 2,12% dengan kontribusi 28,03%. Sektor ekspor tumbuh tinggi, mencapai 6,78%, didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas dan pariwisata.
Efisiensi Anggaran Pemerintah dan Rencana Realokasi
Presiden Prabowo Subianto menargetkan penghematan belanja APBN 2025 sebesar Rp 306,69 triliun. Angka ini mencakup penghematan di kementerian/lembaga (K/L) dan dana transfer ke daerah (TKD).
Pemerintah telah membuka blokir anggaran K/L yang terkena efisiensi sebesar Rp 86,6 triliun. Pembukaan blokir ini dilakukan secara bertahap untuk menunjang prioritas pembangunan.
Kementerian Keuangan telah melakukan penajaman relokasi anggaran dan proses pembukaan blokir. Hal ini disampaikan Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTA.
Meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025, realokasi anggaran yang sedang berlangsung diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal-kuartal berikutnya. Keberhasilan realokasi ini akan sangat menentukan kinerja ekonomi Indonesia di tahun 2025.
Pemantauan ketat terhadap dampak realokasi anggaran dan perkembangan sektor ekonomi lainnya sangat penting untuk memastikan pencapaian target pertumbuhan ekonomi pemerintah.