Pemerintah menjanjikan pencairan Bantuan Subsidi Upah (BSU) tahun 2025 secara bertahap kepada para pekerja yang berhak. Namun, kenyataannya banyak pekerja yang mengeluhkan keterlambatan pencairan, bahkan hingga kini masih tertahan di tahap verifikasi data. Ketidakjelasan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang efektivitas distribusi bantuan tersebut.
Keluhan serupa membanjiri media sosial. Banyak calon penerima BSU yang membagikan tangkapan layar status verifikasi data mereka yang tak kunjung selesai. Kontak ke call center pun belum memberikan solusi yang memuaskan.
Keluhan Penerima BSU yang Tertahan Verifikasi
Ani (30), salah satu pekerja yang berhak menerima BSU, mengaku telah dinyatakan layak menerima bantuan. Namun, proses verifikasi datanya mandek tanpa kejelasan. Ia sudah rutin mengecek statusnya setiap hari. Padahal menurutnya, data pribadinya, termasuk nomor rekening, tidak mengalami perubahan.
Ani menambahkan bahwa pada masa pandemi Covid-19, pencairan BSU berjalan relatif cepat. Ia berharap proses pencairan BSU kali ini juga akan lancar, namun harapannya tak terwujud.
Penyebab Keterlambatan dan Dampaknya
Lambatnya pencairan BSU diduga disebabkan oleh proses verifikasi data yang bermasalah. Banyak spekulasi beredar di masyarakat, salah satunya adalah data ganda atau ketidaksesuaian NIK dengan data BPJS Ketenagakerjaan.
Pemerintah belum memberikan penjelasan rinci mengenai jumlah penerima BSU yang terdampak masalah verifikasi ini. Ketidakjelasan ini menimbulkan kekhawatiran dan kerugian bagi para pekerja yang membutuhkan bantuan tersebut.
Bagi pekerja informal dan sektor mikro, BSU menjadi sumber pendapatan tambahan yang sangat berarti di tengah tekanan ekonomi. Keterlambatan ini tentu sangat merugikan mereka.
Nica (31), salah satu calon penerima BSU yang juga mengalami kendala, mengaku tetap berharap bantuan tersebut cair. Ia menyadari pentingnya bantuan tersebut, meskipun sedikit skeptis.
Yoga (27) juga mengalami hal serupa. Perbedaannya, Yoga sempat memperbarui data rekeningnya, sehingga proses verifikasi memakan waktu lebih lama. Meskipun data rekening sudah diperbarui, status BSU-nya tetap sama dengan Ani dan Nica: masih menunggu verifikasi.
Tanggapan Kementerian Ketenagakerjaan
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyatakan bahwa proses validasi data untuk penyaluran BSU tahun 2025 masih berlangsung. Bantuan sebesar Rp 600.000 ini meliputi subsidi Rp 300.000 per bulan untuk Juni dan Juli 2025, dan akan dibayarkan sekaligus.
Kepala Biro Humas Kemenaker, Sunardi Manampiar Sinaga, menjelaskan bahwa penyaluran masih dalam tahap validasi data. Ia menghimbau para pekerja untuk memantau status pencairan secara berkala melalui kanal resmi BPJS Ketenagakerjaan.
Pekerja dapat mengecek status BSU melalui situs web resmi BPJS Ketenagakerjaan atau aplikasi JMO (Jamsostek Mobile). Kedua kanal ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat dan terpercaya.
Selain itu, pekerja juga dapat menghubungi call center BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Call center diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul.
Kesimpulannya, kendala pencairan BSU 2025 menunjukkan perlunya peningkatan transparansi dan efektivitas proses verifikasi data oleh pemerintah. Kejelasan informasi dan respon yang cepat dari pihak terkait sangat dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan dan kerugian para pekerja yang menunggu pencairan BSU.
