Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China menunjukkan tanda-tanda pelunakan. Kementerian Perdagangan China menyatakan sedang mempertimbangkan tawaran negosiasi dari AS terkait tarif impor yang saling memberatkan.
Langkah ini menandai potensi perubahan signifikan dalam hubungan kedua negara, terutama setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor beberapa tahun lalu. Meskipun demikian, China menetapkan beberapa syarat untuk memulai perundingan.
Daftar Baca
China Mempertimbangkan Tawaran Negosiasi AS
Juru Bicara Kementerian Perdagangan China mengungkapkan bahwa AS telah mengirimkan beberapa pesan melalui jalur diplomatik, berharap dapat memulai pembicaraan. China saat ini tengah mengkaji proposal tersebut.
Pernyataan ini menunjukkan sikap China yang lebih fleksibel dibanding sebelumnya. Namun, Beijing menekankan perlunya AS menunjukkan itikad baik sebelum pembicaraan dimulai.
Syarat Negosiasi dari China
China meminta AS untuk menunjukkan ketulusan dalam negosiasi. Ini meliputi pembatalan kenaikan tarif impor yang diberlakukan secara sepihak oleh AS.
Menurut juru bicara tersebut, tarif dan perang dagang dipicu oleh kebijakan sepihak AS. Untuk bernegosiasi, AS harus memperbaiki kesalahan dan mencabut kebijakan tarif yang memberatkan tersebut.
Sikap Tegas China
China menegaskan posisinya tetap konsisten. Mereka terbuka untuk negosiasi, namun tetap siap untuk menyelesaikan perselisihan hingga tuntas jika perlu.
Juru bicara tersebut menyampaikan bahwa jika AS hanya ingin berunding tanpa niat serius, pintu negosiasi tetap terbuka. Namun, jika ini merupakan sebuah pertarungan, China siap untuk menyelesaikannya hingga akhir.
Dampak Tarif Impor dan Prospek Ke Depan
Tarif yang diberlakukan oleh Trump berdampak signifikan terhadap ekonomi China. Ekonomi China yang bergantung pada ekspor dan manufaktur merasakan imbasnya berupa penurunan pesanan dan produksi pabrik.
Laporan menunjukkan aktivitas pabrik di China mengalami kontraksi pada bulan April. Prediksi dari National Retail Federation dan JP Morgan bahkan memperkirakan penurunan impor ke AS dari China hingga 75-80%.
Di sisi lain, Trump beberapa kali menyatakan sedang berunding dengan pejabat China. Namun, pernyataan tersebut selalu dibantah oleh pihak China.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menilai tarif tersebut telah berdampak buruk pada ekonomi China, mengakibatkan hilangnya lapangan kerja. Ia meyakini bahwa China sangat ingin berunding dengan AS dan perundingan tersebut akan segera dimulai.
Situasi ini menggambarkan dinamika kompleks hubungan AS-China. Meskipun ada sinyal positif dari kemungkinan negosiasi, syarat yang diajukan China menunjukkan bahwa jalan menuju kesepakatan masih panjang dan penuh tantangan. Keberhasilan negosiasi akan bergantung pada kesediaan kedua belah pihak untuk berkompromi dan mencari solusi yang saling menguntungkan.