preloader

Dolar AS Ancam Rupiah? Penyebab Melemahnya Kurs Hari Ini

Dolar AS Ancam Rupiah? Penyebab Melemahnya Kurs Hari Ini

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) melemah pada perdagangan Jumat, 4 Juli 2025. Pelemahan ini didorong oleh faktor eksternal, terutama penguatan data tenaga kerja AS yang melampaui ekspektasi.

Pada pembukaan perdagangan, rupiah terdepresiasi 26 poin atau 0,16 persen, mencapai level Rp 16.221 per USD. Angka ini turun dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.195 per USD.

Analisis Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah sejalan dengan data pekerjaan Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang lebih kuat dari perkiraan.

Data NFP yang lebih baik dari perkiraan mengurangi kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini membuat dolar AS menguat kembali.

Lukman menambahkan bahwa rupiah diperkirakan akan terus melemah, namun pelemahannya mungkin terbatas. Hal ini disebabkan karena Kongres AS telah meloloskan RUU pemotongan pajak dan belanja.

Data Tenaga Kerja AS yang Mempengaruhi Pasar

Data pekerjaan AS pada Juni 2025 menunjukkan penambahan 147.000 lapangan kerja. Angka ini lebih tinggi dari prediksi pasar sebesar 111.000 lapangan kerja.

Penambahan lapangan kerja pada Mei 2025 juga direvisi naik menjadi 144.000 dari sebelumnya 139.000. Tingkat pengangguran pun turun menjadi 4,1 persen dari 4,2 persen.

Data ini menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja AS yang cukup kuat. Kondisi ini mengurangi tekanan pada The Fed untuk menurunkan suku bunga.

Rasio lapangan kerja terhadap populasi tetap stabil di angka 59,7 persen. Jumlah orang yang tidak termasuk angkatan kerja namun menginginkan pekerjaan juga relatif stabil.

Dampak RUU Pemotongan Pajak dan Belanja AS serta Prediksi Rupiah

DPR AS meloloskan RUU pemotongan pajak dan belanja besar-besaran pada Kamis, 3 Juli 2025.

RUU yang telah dikirim ke Presiden Trump untuk ditandatangani ini akan menambah utang negara sebesar 3,4 triliun dolar AS. Namun, hal ini juga diprediksi dapat menekan penguatan dolar AS.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Lukman memprediksi kurs rupiah akan berada di kisaran Rp 16.150 hingga Rp 16.250 per USD.

Inflasi Indonesia Tetap Terkendali

Terpisah, Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi Indonesia akan tetap terkendali di kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen pada tahun 2025 dan 2026.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan keyakinan BI bahwa inflasi akan tetap berada dalam sasaran yang telah ditetapkan.

Penguatan rupiah terhadap dolar AS dan mata uang negara berkembang lainnya juga turut mendukung prediksi inflasi yang terkendali.

Data BI menunjukkan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar 0,06 persen secara point to point pada Juni 2025 hingga 17 Juni 2025.

Secara keseluruhan, meskipun rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, prediksi inflasi yang terkendali dan potensi pelemahan dolar AS akibat RUU baru di AS memberikan gambaran yang lebih optimistis untuk pergerakan nilai tukar rupiah di masa mendatang.

Related Post