Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan tidak ada pembahasan mengenai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyatakan hal tersebut secara tegas. Pernyataan ini disampaikannya di Jakarta pada Kamis, 19 Juni 2024, seperti dikutip dari Antara.
“Nggak (bahas PLTN), kayaknya nggak bahas,” ujar Eniya.
Selain Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, rombongan Presiden Prabowo ke Rusia juga didampingi oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Tri Winarno, yang merangkap sebagai Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas). Ketiadaan pembahasan PLTN ini memastikan fokus kunjungan lebih terarah pada sektor energi lainnya.
Pembentukan Organisasi Pelaksana Program Energi Nuklir (NEPIO)
Terkait rencana pembentukan Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO) atau Organisasi Pelaksana Program Energi Nuklir, terdapat perubahan signifikan setelah Eniya berdiskusi dengan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Awalnya, NEPIO direncanakan dibentuk melalui Keputusan Presiden (Keppres).
Namun, Kemensetneg mengusulkan agar pembentukan NEPIO diatur melalui Peraturan Presiden (Perpres). Hal ini bertujuan untuk memberikan pengaturan yang lebih terstruktur dan komprehensif. Perpres akan mengatur berbagai aspek penting, mulai dari lokasi pembangunan hingga mekanisme operasional PLTN nantinya.
Eniya menjelaskan, “Dari situ konsepnya perpres itu pengaturannya, nanti misalnya lokasinya ditentukan, operasionalnya seperti apa, itu pengaturan simpelnya dulu, di dalamnya baru ada pokja-pokja (kelompok kerja) yang nanti menentukan lokasi dan menentukan proses apakah ini lelang atau pemerintah.” Dengan demikian, proses pembentukan dan pengoperasian NEPIO akan lebih terarah dan terencana dengan baik.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia
Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Rusia pada pekan tersebut. Kunjungan ini mencakup berbagai kegiatan, salah satunya pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama bilateral kedua negara, terutama di bidang ekonomi dan energi.
Puncak dari kunjungan tersebut adalah partisipasi Presiden Prabowo sebagai pembicara dalam St Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 pada Jumat, 20 Juni 2024. SPIEF merupakan forum ekonomi bergengsi yang dihadiri oleh para pemimpin negara dan pemangku kepentingan ekonomi global. Keikutsertaan Indonesia diharapkan dapat meningkatkan citra dan daya tarik investasi di Indonesia.
Kesimpulannya, meskipun isu energi nuklir menjadi perhatian penting, kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia kali ini lebih berfokus pada aspek kerjasama ekonomi dan energi lainnya. Pembentukan NEPIO pun diarahkan untuk diatur melalui Perpres demi menciptakan kerangka kerja yang lebih terstruktur dan transparan.