Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, optimistis pengelolaan sumber daya migas di Teluk Bintuni, Papua Barat, akan memperkuat ketahanan energi nasional. Kunjungannya ke Teluk Bintuni pada 11 Juni 2025 memperkuat keyakinan tersebut, khususnya setelah melihat langsung kontribusi Tangguh LNG milik bp terhadap pasokan gas nasional.
Proyek Tangguh LNG terbukti menjadi pilar penting dalam penyediaan energi Indonesia. Produksi gasnya menyumbang sepertiga dari total produksi gas nasional. Oleh karena itu, peningkatan produksi dan stabilitas operasionalnya menjadi prioritas utama.
Ketahanan Energi Nasional Ditopang Tangguh LNG dan Genting Oil Kasuri
Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya menjaga produksi dan stabilitas Tangguh LNG. Dengan beroperasinya Train 3 sejak Oktober 2023, kapasitas kilang Tangguh meningkat menjadi 11,4 juta ton LNG per tahun, setara dengan 180 kargo standar.
Selain Tangguh LNG, perkembangan Genting Oil Kasuri juga mendapat sorotan. Proyek ini diproyeksikan mampu memproduksi sekitar 300 MMSCFD pada 2027, angka yang signifikan untuk mengatasi defisit gas nasional.
Dari lima sumur yang telah dibuka, empat sumur telah selesai 100 persen. Satu sumur sisanya masih dalam tahap pengerjaan, dengan progres mencapai 30 persen. Pembangunan camp juga menunjukkan kemajuan signifikan, mencapai 20-22 persen.
Penanganan Wilayah Kerja Migas Mogoi yang Mangkrak
Meskipun terdapat kemajuan signifikan di beberapa proyek migas, masih ada satu Wilayah Kerja (WK) migas yang belum berkembang optimal, yaitu Mogoi. WK milik Pertamina ini terkendala kerjasama yang belum terselesaikan dengan pihak pengelola.
Bahlil menyatakan kekecewaannya atas lambannya perkembangan WK Mogoi. Pemerintah berencana mencabut izin dan mengambil alih pengelolaan WK tersebut. Targetnya adalah meningkatkan produksi minimal 40 MMSCFD dalam waktu satu tahun konstruksi.
Peningkatan Produksi Minyak dari Blok Cepu
Upaya peningkatan ketahanan energi tidak hanya terfokus pada gas, tetapi juga minyak bumi. Produksi minyak nasional diproyeksikan akan meningkat 30 ribu barel per hari dari Blok Cepu dalam waktu dekat.
Presiden Prabowo dijadwalkan akan meresmikan penambahan produksi minyak tersebut. Pemerintah optimistis target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk lifting minyak dan gas akan tercapai pada tahun 2025.
Secara keseluruhan, upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan energi nasional terlihat cukup signifikan. Komitmen untuk menyelesaikan masalah di WK Mogoi dan meningkatkan produksi di Blok Cepu menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mencapai target tersebut.
Optimisme Menteri ESDM Bahlil Lahadalia terhadap peningkatan produksi migas di Papua Barat merupakan sinyal positif bagi perekonomian dan ketahanan energi Indonesia. Keberhasilan proyek-proyek migas ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.