Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan pelemahan pada perdagangan Kamis, 12 Juni 2025. Penurunan ini terbatas, namun tetap menunjukkan koreksi di tengah mayoritas sektor saham yang memerah. Kondisi ini perlu diwaspadai oleh para investor mengingat tren pasar saham yang fluktuatif.
Penutupan IHSG hari ini tercatat turun 0,25 persen ke posisi 7.204,37. Indeks LQ45 juga mengalami penurunan sebesar 0,32 persen, berada di posisi 807,88. Kondisi ini mencerminkan sentimen pasar yang cenderung negatif.
Daftar Baca
IHSG Melemah Terbatas: Analisis Pergerakan dan Data Perdagangan
IHSG pada perdagangan Kamis berada di level tertinggi 7.237,27 dan terendah 7.191,90. Sebanyak 311 saham melemah, menekan kinerja IHSG secara keseluruhan.
Sebaliknya, 272 saham menguat dan 223 saham stagnan. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 282,35 miliar.
Total frekuensi perdagangan mencapai 1.415.015 kali, dengan volume perdagangan 29,5 miliar saham. Nilai transaksi harian mencapai Rp 13,6 triliun.
Nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah berada di kisaran 16.196. Kondisi ini turut mempengaruhi sentimen pasar.
Performa Sektoral: Transportasi Menguat, Teknologi Terkoreksi
Sektor transportasi mencatatkan kinerja terbaik dengan penguatan 1,32 persen. Ini menjadi satu-satunya sektor yang mengalami kenaikan signifikan.
Sektor consumer siklikal naik tipis 0,12 persen, dan sektor keuangan menguat 0,02 persen. Kenaikan di sektor-sektor ini cukup terbatas.
Sebaliknya, sektor teknologi mengalami koreksi terbesar dengan penurunan 1,32 persen. Sektor dasar juga mengalami penurunan 0,95 persen.
Sektor kesehatan turun 0,66 persen, energi merosot 0,33 persen, industri turun 0,05 persen, consumer nonsiklikal susut 0,42 persen, properti melemah 0,13 persen, dan infrastruktur terperosok 0,17 persen.
Pergerakan Saham Individu: GOTO Melemah, GIAA Melonjak
Saham GOTO mengalami penurunan 1,47 persen, ditutup di harga Rp 67 per saham. Saham ini dibuka stagnan di Rp 68, dengan level tertinggi Rp 68 dan terendah Rp 66.
Total frekuensi perdagangan GOTO mencapai 18.843 kali, dengan volume perdagangan 37.215.664 saham dan nilai transaksi Rp 249,2 miliar.
Berbeda dengan GOTO, saham GIAA melambung tinggi hingga 9,59 persen, ditutup di posisi Rp 80 per saham. Saham ini dibuka naik tiga poin di Rp 76.
Sementara itu, saham ANTM terperosok 3,35 persen ke posisi Rp 3.170 per saham, meskipun dibuka naik di Rp 3.320.
Top Gainers dan Losers
Beberapa saham yang masuk dalam daftar top gainers antara lain: JATI (34,58%), KRAS (34,56%), IKAN (34,48%), KOPI (25%), dan SMBR (24,59%).
Saham-saham yang mengalami penurunan signifikan (top losers) meliputi: MTFN (-25%), MPXL (-14,81%), BAIK (-14,58%), MLPT (-11,11%), dan PGAS (-10,88%).
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai transaksi antara lain: BUMI (Rp 979,3 miliar), BRMS (Rp 878,5 miliar), ANTM (Rp 805,4 miliar), BRPT (Rp 475,4 miliar), dan BBRI (Rp 463,4 miliar).
Berdasarkan frekuensi perdagangan, saham-saham teraktif adalah: BUMI (72.433 kali), BRMS (57.182 kali), TOBA (42.060 kali), ANTM (40.373 kali), dan BRPT (30.001 kali).
Sentimen Pasar dan Perkembangan Global
Pelemahan IHSG juga dipengaruhi oleh melemahnya indeks kepercayaan konsumen di bulan Mei, menurut Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Indonesia, Lionel Priyadi.
Pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai tarif perdagangan juga berdampak pada sentimen global. Trump berencana mengirimkan surat kepada negara mitra dagang terkait tarif sepihak.
Komentar ini muncul menjelang berakhirnya masa penangguhan 90 hari implementasi tarif timbal balik pada 9 Juli. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan kemungkinan perpanjangan masa penangguhan tersebut.
Pergerakan Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia Pasifik menunjukkan kinerja beragam pada Kamis. Investor mencermati pernyataan Trump terkait kesepakatan dagang dengan China yang disebut telah “tercapai”.
Namun, Menteri Perdagangan mengkonfirmasi tarif impor dari China tetap di level 55 persen. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,65 persen, sedangkan Topix merosot 0,21 persen.
Kospi Korea Selatan menguat 0,45 persen, Kosdaq naik 0,4 persen, ASX 200 Australia melemah 0,31 persen, Hang Seng Hong Kong merosot 1,11 persen, dan CSI 300 China stagnan.
Kesimpulannya, pergerakan IHSG pada Kamis lalu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik domestik maupun global. Ketidakpastian kebijakan perdagangan AS dan melemahnya sentimen konsumen domestik turut memberikan tekanan pada pasar saham Indonesia. Perlu dipantau perkembangan selanjutnya untuk melihat arah pergerakan IHSG di masa mendatang.