Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukan pergerakan yang dinamis pada awal perdagangan Kamis, 12 Juni 2025. Setelah dibuka melemah, IHSG kemudian berhasil berbalik arah dan ditutup menguat. Pergerakan ini menunjukkan dinamika pasar saham yang cukup fluktuatif.
Berdasarkan data RTI, IHSG dibuka pada posisi 7.219,56. Namun, pada pukul 09.08 WIB, indeks berhasil naik 0,01% ke posisi 7.223.
Pergerakan IHSG Sepanjang Perdagangan
Sepanjang hari perdagangan Kamis, IHSG bergerak di antara level tertinggi 7.234,26 dan terendah 7.194,47. Hal ini menunjukkan adanya sejumlah tekanan jual beli yang cukup signifikan.
Tercatat sebanyak 190 saham melemah, sementara 222 saham lainnya menguat. Sebanyak 221 saham stagnan atau tidak mengalami perubahan harga. Total frekuensi perdagangan mencapai 146.607 kali.
Volume perdagangan mencapai 3,3 miliar saham dengan nilai transaksi harian Rp 1,6 triliun. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah berada di kisaran 16.230.
Performa Sektoral
Mayoritas sektor saham mengalami pelemahan pada pagi hari. Sektor teknologi mencatat koreksi terbesar dengan penurunan 0,98%.
Sektor infrastruktur juga tergelincir 0,79%, disusul sektor transportasi (-0,38%), industri (-0,04%), consumer nonsiklikal (-0,09%), dan keuangan (-0,13%).
Sektor kesehatan juga mengalami penurunan sebesar 0,33%, sementara sektor consumer siklikal stagnan. Namun, beberapa sektor justru menunjukan penguatan.
Sektor energi berhasil menguat 0,07%, basic industry naik 0,10%, dan sektor properti menanjak 0,39%. Perbedaan performa sektoral ini mencerminkan beragamnya sentimen pasar.
Analisis Pergerakan Saham dan Prediksi IHSG
Saham GOTO mengalami pelemahan 1,47% ke posisi Rp 67 per saham, setelah dibuka stagnan di Rp 68. Sedangkan saham INTP stagnan di Rp 5.550 per saham.
Saham SMRA, sebaliknya, mengalami peningkatan 0,95% ke posisi Rp 424 per saham. Pergerakan saham-saham individual ini menunjukkan dinamika pasar yang kompleks.
Beberapa saham masuk dalam daftar top gainers, di antaranya JATI (31,78%), PNSE (24,50%), TOBA (17,14%), PEHA (16%), dan APEX (13,19%).
Sementara itu, top losers meliputi KOPI (-14,71%), SSTM (-10,44%), INPS (-9,24%), LCKM (-9,23%), dan PGAS (-8,75%).
Saham teraktif berdasarkan nilai transaksi adalah BUMI (Rp 218 miliar), BRMS (Rp 194,7 miliar), TOBA (Rp 135,9 miliar), ANTM (Rp 108 miliar), dan CUAN (Rp 93,7 miliar).
Berdasarkan frekuensi perdagangan, saham teraktif adalah TOBA (16.613 kali), BRMS (13.237 kali), BUMI (12.877 kali), BKSL (11.331 kali), dan MBMA (6.615 kali).
Meskipun IHSG menunjukkan tren naik jangka pendek yang solid menurut analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tanar, sinyal peringatan mulai muncul dari indikator momentum. Risiko koreksi teknikal meningkat.
Tasrul menyarankan strategi buy on pullback di area support atau buy on breakout jika harga melewati resistance dengan volume signifikan. Partial profit-taking juga disarankan.
Ia memprediksi IHSG berpotensi mencapai posisi 7.297,35, namun level kritis berada di 7.110. Pergerakan IHSG ke depan akan sangat bergantung pada berbagai faktor, baik domestik maupun global.
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG pada 12 Juni 2025 menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan, dipengaruhi oleh berbagai faktor sektoral dan pergerakan saham individual. Analisis teknikal memprediksi potensi koreksi, namun peluang kenaikan juga masih terbuka. Pemantauan yang cermat terhadap indikator pasar tetap penting bagi investor.