Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pelemahan terbatas pada perdagangan Rabu, 11 Juni 2025. Penurunan ini terjadi setelah IHSG mengalami lonjakan signifikan sebelumnya. Meskipun investor asing masih melakukan aksi beli, namun volumenya mengalami penurunan.
Pergerakan IHSG yang sedikit melemah ini menarik perhatian pasar. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan dinamika pasar yang kompleks.
Daftar Baca
IHSG Turun Tipis, Aktivitas Perdagangan Tetap Tinggi
IHSG pada penutupan perdagangan Rabu kemarin turun 0,11 persen, menetap di posisi 7.222,45. Sepanjang hari perdagangan, IHSG berada di kisaran 7.172,20 hingga 7.239,95.
Volume perdagangan tercatat cukup tinggi, mencapai 29,67 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 18,35 triliun. Frekuensi perdagangan mencapai 1,41 juta kali transaksi.
Kapitalisasi pasar BEI turut terdampak koreksi IHSG, turun menjadi Rp 12.585 triliun. Aktivitas perdagangan yang tinggi mengindikasikan masih tingginya minat investor.
Sektor Unggulan dan yang Melemah
Delapan sektor saham berhasil membukukan penguatan, dipimpin oleh sektor barang baku dengan kenaikan 1,69 persen. Sektor transportasi & logistik dan properti juga mencatatkan kinerja positif, masing-masing naik 1,53 persen dan 0,96 persen.
Di sisi lain, tiga sektor mengalami pelemahan. Sektor keuangan mengalami penurunan terdalam sebesar 0,65 persen, disusul sektor infrastruktur (-0,19 persen) dan teknologi (-0,65 persen). Perbedaan kinerja antar sektor mencerminkan kondisi pasar yang dinamis.
Aliran Modal Asing dan Saham Pilihan
Investor asing mencatatkan pembelian saham senilai Rp 79,31 miliar pada perdagangan Rabu. Meskipun demikian, sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan penjualan bersih saham sebesar Rp 48,77 miliar.
Berikut 10 saham yang paling banyak dibeli investor asing pada perdagangan Rabu:
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS): Rp 333,12 miliar
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): Rp 223,69 miliar
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS): Rp 51,11 miliar
- PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI): Rp 49,78 miliar
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Rp 39,80 miliar
- PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI): Rp 39,27 miliar
- PT Sentul City Tbk (BKSL): Rp 21,55 miliar
- PT Astra International Tbk (ASII): Rp 19,85 miliar
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): Rp 19,01 miliar
- PT Elnusa Tbk (ELSA): Rp 15,45 miliar
Pemilihan saham-saham ini oleh investor asing mencerminkan sentimen dan ekspektasi mereka terhadap prospek masing-masing perusahaan.
Analisis Lebih Dalam Mengenai Pergerakan IHSG
Meskipun ada sentimen positif dari negosiasi perdagangan AS-China, IHSG masih mengalami tekanan. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh sentimen domestik, seperti revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia.
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,7 persen pada 2025 dan 4,8 persen pada 2026. Faktor-faktor seperti ketegangan perdagangan global dan ketidakpastian kebijakan dinilai menjadi penyebab utama penurunan proyeksi tersebut.
Pelemahan IHSG pada perdagangan Rabu ini menunjukkan kompleksitas faktor yang mempengaruhi pasar saham. Meskipun ada arus modal asing yang masuk, sentimen domestik tetap menjadi pertimbangan penting.
Perlu diingat bahwa pasar saham bersifat dinamis dan rentan terhadap berbagai faktor internal dan eksternal. Analisis yang menyeluruh dan pemantauan pasar yang berkelanjutan sangat diperlukan bagi investor untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.