Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan selama sepekan terakhir, periode 30 Juni – 4 Juli 2025. Penurunan ini memberikan gambaran menarik tentang kinerja pasar saham Indonesia dan perlu dikaji lebih dalam. Mari kita telaah data-data penting yang memengaruhi pergerakan IHSG tersebut.
Pergerakan IHSG dan Aktivitas Perdagangan
Daftar Baca
Penurunan IHSG dan Volume Transaksi
IHSG menutup pekan lalu di angka 6.865,192, mengalami penurunan sebesar 0,47 persen. Hal ini menunjukkan adanya tren penurunan yang perlu diwaspadai investor.
Rata-rata volume transaksi harian juga ikut menurun, mencapai 19,44 miliar lembar saham. Angka ini lebih rendah 12,18 persen dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 22,13 miliar lembar saham.
Frekuensi transaksi harian pun mengalami penurunan serupa, yaitu 12,24 persen. Jumlahnya tercatat 1,05 juta kali transaksi, dibandingkan 1,19 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Nilai transaksi harian juga anjlok signifikan, yaitu 21 persen. Nilai transaksi rata-rata hanya mencapai Rp 10,39 triliun, jauh lebih rendah daripada Rp 13,15 triliun pada pekan sebelumnya.
Peran Investor Asing dan Indeks Pasar Lainnya
Investor asing mencatatkan aksi jual bersih mencapai Rp 465,75 miliar pada perdagangan Jumat. Aksi jual ini berkontribusi pada penurunan IHSG.
Sepanjang tahun 2025, investor asing mencatatkan jual bersih total sebesar Rp 55,99 triliun. Ini menjadi indikator penting yang perlu diperhatikan dalam menganalisis pergerakan IHSG.
Beberapa indeks pasar saham lainnya juga mengalami penurunan. Indeks LQ45 anjlok 0,92 persen, IDX30 merosot 1,07 persen, dan IDX ESG Leaders melemah 1,33 persen. Indeks BUMN20 juga ikut turun 2 persen. Namun, terdapat pengecualian pada indeks IDX SMC Liquid yang justru meningkat 3,26 persen.
Analisis terhadap Aksi Jual Investor Asing
Aksi jual bersih investor asing yang signifikan perlu dianalisis lebih lanjut. Faktor-faktor makro ekonomi global dan domestik, serta sentimen pasar, perlu dipertimbangkan untuk memahami penyebabnya.
Penting untuk memantau perkembangan ekonomi global dan kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi dampaknya terhadap investasi asing. Keterbukaan informasi dan transparansi pemerintah dapat meningkatkan kepercayaan investor asing.
Pertumbuhan Investor Pasar Modal Indonesia
Meskipun IHSG mengalami penurunan, jumlah investor pasar modal Indonesia terus meningkat. Saat ini, telah tercatat 17.016.329 Single Investor Identification (SID).
Angka ini melampaui target 2 juta investor baru yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2025. Pertumbuhan ini menunjukkan minat masyarakat Indonesia terhadap investasi saham yang terus meningkat.
Pertumbuhan jumlah investor ini terbilang signifikan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, jumlah investor tercatat 3,8 juta SID. Angka ini meningkat pesat menjadi 7,4 juta SID pada 2021, 10,3 juta SID pada 2022, 12,1 juta SID pada 2023, dan 14,8 juta SID pada 2024.
Kapitalisasi pasar BEI juga mengalami penurunan sebesar 0,23 persen menjadi Rp 12.070 triliun. Meski demikian, pertumbuhan jumlah investor menjadi sinyal positif bagi perkembangan pasar modal Indonesia di masa mendatang.
Penurunan IHSG pekan lalu memang perlu diperhatikan, namun perlu diingat bahwa pasar saham memiliki sifat volatil. Penting bagi investor untuk melakukan analisis mendalam dan diversifikasi portofolio untuk meminimalisir risiko. Pertumbuhan jumlah investor tetap menjadi indikator positif terhadap kesehatan jangka panjang pasar modal Indonesia. Pemantauan terus menerus terhadap faktor-faktor makro ekonomi dan kebijakan pemerintah akan menjadi kunci dalam mengantisipasi pergerakan IHSG ke depan.