preloader

Indonesia Terapkan AI Belanda: Revolusi Pertanian Masa Depan

Indonesia Terapkan AI Belanda: Revolusi Pertanian Masa Depan

Indonesia tengah berupaya memajukan sektor pertaniannya dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI). Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam menghasilkan pangan.

Sebagai langkah konkrit, Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan studi banding ke Belanda. Negara ini dikenal sebagai salah satu eksportir pertanian terbesar dunia meskipun memiliki luas wilayah yang relatif kecil.

Belanda: Inspirasi Penerapan AI di Pertanian Indonesia

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memimpin delegasi yang terdiri dari Agrinas, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Hasanuddin dalam kunjungan ke Wageningen University di Belanda.

Tujuan utama kunjungan ini adalah mempelajari penerapan AI dan teknologi pertanian modern di Belanda, khususnya di bidang pengelolaan greenhouse, pertanian vertikal, dan pengumpulan data pertanian.

Pemanfaatan AI untuk Optimalisasi Pertanian

Di Belanda, AI digunakan untuk mengumpulkan data krusial bagi petani, mulai dari kondisi cuaca, kontur lahan, hingga tingkat kesuburan tanah.

Kementan berencana membentuk Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) untuk mengolah data tersebut. Pusdatin akan memberikan rekomendasi yang tepat kepada petani melalui penyuluh pertanian, mencakup waktu tanam optimal dan takaran pupuk yang dibutuhkan.

Integrasi data dari berbagai sumber, termasuk IPB, Pusdatin, Pupuk Indonesia, dan Bulog, menjadi kunci keberhasilan program ini.

Teknologi Greenhouse di Belanda

Penggunaan greenhouse di Belanda juga melibatkan AI untuk mengatur kelembaban udara secara optimal. Meskipun teknologi ini memiliki biaya tinggi, Indonesia dapat mengadaptasinya dengan model yang lebih sederhana sesuai dengan iklim tropisnya.

Tantangan Implementasi dan Potensi Peningkatan Produktivitas

Meskipun potensi peningkatan produktivitas pertanian dengan teknologi AI sangat besar, tantangan terbesar terletak pada implementasi di lapangan.

Riset menunjukkan bahwa pertanian dalam greenhouse menghasilkan produktivitas jauh lebih tinggi dibandingkan pertanian konvensional, dengan input yang lebih rendah.

Wamentan Sudaryono mengakui perlunya strategi yang tepat untuk menjembatani kesenjangan teknologi antara hasil riset dan penerapannya di tingkat petani.

Kunjungan ke Belanda diharapkan dapat memberikan wawasan berharga bagi Indonesia dalam mengembangkan sistem pertanian yang lebih modern dan efisien. Dengan mengadopsi teknologi AI dan sistem greenhouse yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia, diharapkan swasembada pangan dapat terwujud lebih cepat dan berkelanjutan. Hal ini akan membutuhkan kolaborasi yang erat antar lembaga terkait dan sosialisasi yang efektif kepada para petani.

Related Post

Konsultasi Gratis!
Ingin bisnis Anda tampil di halaman pertama Google? Konsultasikan dengan kami sekarang!