Pemerintah Indonesia menawarkan proyek infrastruktur senilai total sekitar Rp200 triliun kepada investor asing melalui International Conference on Infrastructure (ICI). Penawaran ini bertujuan untuk menarik investasi asing guna mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Salah satu proyek yang ditawarkan adalah pengembangan kawasan Tanah Abang di Jakarta Pusat oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Proyek “Tanah Abang Urban Renewal: Modern Vertical Living in Central Jakarta’s Business Hub” ini akan mengintegrasikan fasilitas komersial, ruang komunal, dan area hijau. Kawasan ini direncanakan sebagai permukiman vertikal yang terintegrasi dengan transportasi publik.
Proyek Tanah Abang membutuhkan investasi (capex) sebesar Rp1,4 triliun dan biaya operasional (opex) Rp159 miliar. Pemerintah memproyeksikan net present value (NPV) proyek ini sebesar Rp188 miliar dengan return on investment (ROI) 19,46 persen. Angka-angka ini menunjukkan potensi keuntungan yang menarik bagi investor.
Proyek lainnya adalah “The Blok M Mixed-Use Development” yang ditawarkan oleh PT MRT Jakarta. Proyek ini akan membangun kawasan serbaguna seluas 2,8 hektare di atas Stasiun MRT Blok M. Kawasan ini akan memadukan area hunian, ritel, perkantoran, hotel, dan ruang publik.
Investasi yang dibutuhkan untuk proyek Blok M ini mencapai US$176 juta. Pemerintah memperkirakan NPV proyek ini mencapai US$40,4 juta dengan ROI 13,32 persen. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan nilai properti di sekitar stasiun MRT Blok M.
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menjelaskan bahwa Indonesia membutuhkan investasi besar untuk mencapai target pembangunan infrastruktur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2029. Total kebutuhan anggaran mencapai Rp1.900 triliun.
Dody menambahkan bahwa keterbatasan fiskal pemerintah hanya memungkinkan pembiayaan sekitar 60 persen dari total kebutuhan. Oleh karena itu, kerjasama dan investasi dari pihak swasta, termasuk investor asing, sangat penting untuk menutupi kekurangan pendanaan tersebut. Hal ini menekankan pentingnya peran ICI dalam menarik investasi untuk proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.
Selain dua proyek besar di atas, katalog proyek ICI 2025 kemungkinan besar memuat berbagai proyek infrastruktur lainnya di berbagai wilayah Indonesia. Informasi lebih detail mengenai proyek-proyek tersebut dapat diakses melalui situs resmi ICI. Pemerintah berharap ICI dapat menjadi wadah yang efektif untuk mempertemukan investor dengan proyek-proyek infrastruktur yang menjanjikan di Indonesia.
Keberhasilan ICI dalam menarik investasi akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan peningkatan kualitas infrastruktur di berbagai sektor. Investasi asing dapat mempercepat pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah perlu memastikan transparansi dan kemudahan akses informasi bagi investor asing yang tertarik berinvestasi di Indonesia. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor dan menarik lebih banyak investasi untuk pembangunan infrastruktur di masa depan. Proses perizinan yang efisien dan dukungan kebijakan yang konsisten juga sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Kesimpulannya, penawaran proyek infrastruktur senilai Rp200 triliun melalui ICI merupakan langkah strategis pemerintah untuk mendorong pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kemampuan pemerintah untuk menarik investasi asing dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.