Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tipis pada penutupan perdagangan Kamis, 3 Juli 2025. Penurunan ini dipicu oleh kehati-hatian pelaku pasar terhadap sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kebijakan Federal Reserve (The Fed). Pergerakan IHSG menjadi sorotan mengingat pengaruh kebijakan AS terhadap pasar global.
IHSG ditutup pada level 6.878,05, turun 3,19 poin atau 0,05 persen. Indeks LQ45, yang melacak 45 saham unggulan, juga mengalami penurunan 0,63 poin (0,08 persen) ke posisi 765,59. Volume perdagangan tercatat cukup tinggi, menunjukkan aktivitas pasar yang cukup signifikan.
Daftar Baca
Penjualan Saham oleh Investor Asing
Aktivitas perdagangan saham pada Kamis, 3 Juli 2025, tercatat sebanyak 1.036.540 kali transaksi. Jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 18,50 miliar lembar dengan total nilai Rp 8,00 triliun.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat net sell investor asing sebesar Rp 31,31 miliar. Namun, data Stockbit menunjukkan angka yang jauh lebih besar, yaitu aksi jual bersih investor asing mencapai Rp 2,54 triliun di pasar reguler.
Total aksi jual investor asing sepanjang tahun 2025 telah mencapai angka yang cukup signifikan, yaitu Rp 55,49 triliun. Hal ini menunjukkan tren pelepasan aset oleh investor asing di pasar saham Indonesia.
10 Saham Teratas yang Dilepas Investor Asing
Berikut adalah sepuluh saham yang paling banyak dilepas investor asing pada Kamis, 3 Juli 2025, berdasarkan data Stockbit:
- PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA): Rp 106,39 miliar
- PT Barito Pacific Tbk. (BRPT): Rp 25,09 miliar
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO): Rp 19,22 miliar
- PT Cuan People Tbk. (CUAN): Rp 17,17 miliar
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG): Rp 17,12 miliar
- PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR): Rp 16,91 miliar
- PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA): Rp 16,89 miliar
- PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA): Rp 16,43 miliar
- PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA): Rp 15,04 miliar
- PT Bukit Asam Tbk. (PTBA): Rp 14,79 miliar
Data ini memberikan gambaran sektor-sektor yang menjadi fokus penjualan investor asing.
Sentimen Pasar dan Kebijakan AS
Kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan Vietnam memberikan sinyal positif terhadap penurunan ketegangan perdagangan global. Hal ini disampaikan oleh Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan baru dengan Vietnam melalui Truth Social, yang meliputi tarif 20 persen untuk impor dari negara tersebut. Kesepakatan ini meningkatkan harapan akan perjanjian perdagangan bilateral lebih lanjut.
Di sisi lain, situasi geopolitik juga memberikan pengaruh. Iran menghentikan kerja sama dengan pengawas nuklir PBB, yang dapat menambah ketidakpastian di pasar. Situasi ini perlu diwaspadai oleh para investor.
Dampak Kebijakan AS terhadap Indonesia
Pemerintah Indonesia berharap agar Indonesia tidak dikenakan tarif resiprokal oleh AS. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan pemerintah telah mengajukan penawaran berupa investasi di sektor mineral kritis dan ekosistem kendaraan listrik.
Namun, AS memiliki kebijakan tersendiri terkait tarif. Indonesia berharap dapat mencapai kesepakatan tarif resiprokal yang lebih rendah daripada tarif 32 persen yang diberlakukan pada April 2025. Perkembangan kebijakan AS akan terus menjadi perhatian utama bagi perekonomian Indonesia.
Secara keseluruhan, penurunan IHSG pada Kamis, 3 Juli 2025, merupakan respons terhadap berbagai faktor, termasuk sikap Presiden Trump, kesepakatan dagang AS-Vietnam, dan situasi geopolitik yang kompleks. Pergerakan pasar saham ke depannya akan sangat bergantung pada perkembangan situasi global dan kebijakan pemerintah. Pemantauan perkembangan ini sangat penting bagi investor untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.