Harga minyak dunia melonjak ke titik tertinggi dalam enam bulan terakhir, didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Kenaikan ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap perekonomian global yang rentan.
Minyak Brent, patokan internasional, mengalami kenaikan signifikan sebesar US$1,88 atau 2,44 persen, mencapai US$78,89 per barel. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) juga naik 2,53 persen, mencapai US$75,71 per barel.
Kenaikan ini telah berlangsung sejak konflik antara Iran dan Israel memanas pada pertengahan Juni. Harga minyak Brent telah meningkat sekitar 13 persen, dan WTI sekitar 10 persen selama periode tersebut.
Peran Campur Tangan AS dalam Kenaikan Harga Minyak
Para analis mengaitkan lonjakan harga minyak dengan campur tangan Presiden AS Donald Trump dalam konflik Iran-Israel. Tindakan Trump yang membantu Israel menyerang fasilitas-fasilitas yang diduga digunakan untuk pengembangan senjata nuklir Iran, dinilai telah meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Campur tangan tersebut meningkatkan kekhawatiran pasar akan eskalasi konflik yang lebih lanjut, yang berpotensi mengganggu pasokan minyak mentah global. Iran, sebagai produsen minyak mentah terbesar ketiga di OPEC, merupakan pemain kunci dalam pasar energi dunia.
Ancaman Penutupan Selat Hormuz
Sebagai bentuk balasan, Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz, jalur laut vital yang dilalui sekitar seperlima pasokan minyak mentah global. Ancaman ini semakin memperparah kekhawatiran akan gangguan pasokan dan mendorong kenaikan harga minyak.
Press TV Iran melaporkan bahwa parlemen negara tersebut telah menyetujui langkah-langkah untuk menutup selat tersebut. Meskipun ada jalur pipa alternatif, penutupan Selat Hormuz akan berdampak signifikan terhadap ekspor minyak mentah global, menciptakan ketidakpastian pasar yang besar.
Analisis Pasar dan Dampaknya
“Risiko ancaman dan kerusakan fasilitas infrastruktur minyak semakin meningkat,” kata analis senior Sparta Commodities June Goh, menekankan meningkatnya risiko bagi industri minyak dan gas.
Bahkan jika jalur alternatif tersedia, volume minyak mentah yang signifikan masih akan terdampak jika Selat Hormuz ditutup. Ini berarti bahwa pasokan minyak global akan berkurang secara signifikan, sehingga mendorong harga lebih tinggi.
Kenaikan harga minyak berdampak luas pada perekonomian global. Inflasi akan meningkat, dan negara-negara pengimpor minyak akan menghadapi tekanan ekonomi yang signifikan. Industri transportasi dan manufaktur juga akan merasakan dampaknya. Situasi ini menyoroti kerentanan ekonomi global terhadap ketidakstabilan geopolitik di kawasan penghasil minyak utama.
Situasi ini juga menekankan pentingnya diversifikasi pasokan energi dan pengembangan sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada minyak mentah dari kawasan yang tidak stabil secara politik.
Kesimpulannya, kenaikan harga minyak dunia merupakan cerminan dari meningkatnya ketegangan geopolitik dan ketidakpastian di Timur Tengah. Campur tangan AS, ancaman penutupan Selat Hormuz, dan potensi gangguan pasokan minyak mentah berkontribusi pada lonjakan harga yang signifikan dan berdampak luas pada perekonomian global.