Pemerintah terus berupaya menstabilkan harga beras di pasaran. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan melibatkan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KopDes Merah Putih) dalam penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Langkah ini diharapkan dapat memperluas akses masyarakat terhadap beras murah, khususnya di daerah-daerah yang membutuhkan. Penyaluran beras SPHP melalui KopDes Merah Putih akan melengkapi saluran distribusi yang sudah ada, seperti ritel modern dan pasar tradisional.
Daftar Baca
Koperasi Desa Merah Putih: Penyalur Beras SPHP
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa KopDes Merah Putih akan menjadi salah satu outlet penjualan beras SPHP.
Arahan ini langsung diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. Dengan demikian, jangkauan distribusi beras SPHP akan semakin luas dan merata.
Beras SPHP yang disalurkan melalui KopDes Merah Putih akan dikemas dalam ukuran 5 kilogram. Semua toko yang bermitra dengan KopDes Merah Putih telah melalui proses verifikasi.
KopDes Merah Putih ditargetkan beroperasi secara optimal pada bulan Oktober 2025. Keberadaan KopDes Merah Putih diharapkan dapat memberikan dampak positif pada keterjangkauan harga beras di masyarakat.
Operasi Pasar Beras Murah di 17 Kabupaten
Bapanas menerima permintaan operasi pasar beras murah dari 17 kabupaten di 8 provinsi. Sebagian besar kabupaten tersebut berada di wilayah Indonesia Timur.
Permintaan ini didasari oleh peningkatan harga beras di daerah-daerah tersebut. Meskipun kenaikan masih dalam batas wajar, pemerintah tetap proaktif meresponnya.
Data dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menunjukkan tren kenaikan inflasi beras. Angka inflasi beras pada tahun ini mencapai 1,6 persen, sedikit lebih tinggi dari tahun lalu yang berada di angka 1,5 persen.
Beberapa daerah di Maluku Utara dan Papua termasuk dalam 17 kabupaten yang mengajukan permintaan operasi pasar. Pemerintah fokus pada daerah-daerah di luar sentra produksi beras.
Distribusi Beras SPHP Akhir Juni 2025
Penyaluran beras SPHP melalui operasi pasar direncanakan dimulai pada akhir Juni 2025. Sasaran utama adalah daerah-daerah yang mengalami kenaikan harga beras.
Bapanas telah menerima pengajuan dari 17 kabupaten di 8 provinsi. Prioritas diberikan kepada daerah-daerah yang paling membutuhkan.
Volume Beras dan Strategi Distribusi yang Dipilih
Meskipun belum diumumkan secara rinci, volume beras yang akan digelontorkan dalam operasi pasar diperkirakan mencapai angka yang signifikan.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Bapanas biasanya menyalurkan sekitar 120-150 ribu ton beras per bulan. Namun, penyaluran tahun ini akan lebih selektif.
Penyaluran beras SPHP tahun ini difokuskan pada daerah-daerah terpilih. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana penyaluran dilakukan secara lebih luas.
Bapanas menggunakan data dari lebih dari 400 kabupaten/kota untuk memonitor kebutuhan beras di setiap daerah. Sistem pemantauan ini memastikan penyaluran beras SPHP tepat sasaran.
Dengan adanya pemantauan yang ketat dan penyaluran yang terfokus, diharapkan operasi pasar beras murah ini dapat efektif dalam menstabilkan harga beras dan meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan yang terjangkau. Strategi yang lebih selektif ini mencerminkan upaya pemerintah untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
Ke depan, kolaborasi antara Bapanas, KopDes Merah Putih, dan pemerintah daerah diharapkan semakin kuat untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan beras bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan stabilitas harga pangan, terutama beras, dapat terus terjaga.