Ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat, yang menewaskan 13 orang—termasuk 4 anggota TNI dan 9 warga sipil—menimbulka spekulasi mengenai penyebabnya. Dugaan sementara mengarah pada perebutan besi bekas dari amunisi tersebut oleh warga sekitar.
Namun, hingga kini belum ada kesimpulan final terkait keterlibatan warga sipil dalam insiden tersebut. Untuk memahami lebih dalam, mari kita telaah harga besi bekas di pasaran dan dampaknya terhadap situasi ini.
Daftar Baca
Harga Besi Bekas yang Menurun
Harga besi bekas saat ini sedang mengalami penurunan. Hal ini diungkapkan oleh beberapa pemilik lapak besi tua di Bogor.
Irda (45), pemilik lapak besi tua di Batutulis, Bogor, menyebutkan harga besi padat hanya Rp 4.000 per kilogram. Ia menjelaskan harga ini terbilang rendah dan sedang mengalami penurunan.
Sandi (40), pengepul besi tua lainnya, membenarkan hal tersebut. Di lapaknya, harga besi berkisar antara Rp 3.500 hingga Rp 4.000 per kilogram.
Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan kondisi normal, yang bisa mencapai Rp 6.000 per kilogram untuk besi dalam kondisi bagus. Penurunan harga ini tentu mempengaruhi penghasilan para pengepul.
Margin Keuntungan yang Tipis
Penurunan harga besi bekas berdampak langsung pada pendapatan para pemilik lapak. Irda, misalnya, hanya mengambil untung Rp 500 per kilogram saat menjual ke pabrik.
Harga beli yang sudah bertahan selama lebih dari setahun di angka Rp 4.000 per kilogram, menyebabkan keuntungan yang didapat semakin tipis.
Pengepul besar biasanya mengambil untung Rp 1.000 per kilogram. Namun, kesulitan pabrik dalam menyerap pasokan juga menjadi faktor penyebab turunnya pendapatan.
Pasokan Besi Bekas Skala Kecil
Irda lebih sering menerima pasokan besi tua dalam skala kecil dari perorangan. Biasanya, orang-orang datang membawa besi dalam kantong kresek.
Liputan6.com mengamati beberapa orang yang membawa besi padat, kaleng, dan kawat berkarat untuk ditimbang. Hal ini menunjukkan distribusi besi bekas yang tidak terpusat.
Ia mengaku jarang mendapatkan pasokan besi tua dalam jumlah besar atau bongkaran. Kebanyakan adalah pasokan kecil dari warga sekitar.
Besi Bekas Karoseri yang Belum Terjual
Irda memiliki stok besi bekas karoseri yang belum terjual. Besi tersebut dibeli dengan harga Rp 5.000 per kilogram.
Namun, karena pabrik hanya mau membeli dengan harga yang sama, Irda mengaku rugi jika menjualnya. Kondisi ini menunjukkan tantangan dalam bisnis besi bekas.
Situasi tersebut menggambarkan betapa tipisnya margin keuntungan dalam bisnis besi bekas, terutama dengan harga yang sedang anjlok. Kondisi ini mungkin menjadi faktor pendorong bagi warga untuk mengambil resiko dalam mencari besi bekas dari amunisi kedaluwarsa, meskipun resikonya sangat besar.
Kesimpulannya, penurunan harga besi bekas dan margin keuntungan yang tipis bisa menjadi latar belakang insiden di Garut. Namun, perlu penyelidikan lebih lanjut untuk mendapatkan kesimpulan yang akurat terkait penyebab pasti tragedi tersebut.