preloader

OPEC+ Bakal Rapat: Harga Minyak Dunia Anjlok Drastis?

OPEC+ Bakal Rapat: Harga Minyak Dunia Anjlok Drastis?

Harga minyak dunia mengalami penurunan signifikan menjelang pertemuan OPEC+, yang diprediksi akan menghasilkan peningkatan produksi minyak secara substansial. Penurunan ini diperparah oleh ancaman penerapan tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump, yang mengurangi minat investor terhadap aset berisiko. Situasi geopolitik yang masih rawan, terutama terkait dengan ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat, turut mempengaruhi fluktuasi harga komoditas energi ini.

Ancaman tarif AS dan kebijakan OPEC+ yang cenderung meningkatkan pasokan minyak menjadi faktor utama yang mempengaruhi penurunan harga minyak. Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian di pasar global, dan berdampak pada pasar saham di berbagai negara.

OPEC+ Siap Tingkatkan Produksi, Harga Minyak Anjlok

Harga minyak Brent turun 0,98 persen, atau 68 sen, menjadi US$ 68,43 per barel. Minyak West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami penurunan, berada di bawah US$ 67 per barel.

OPEC+ dikabarkan mempertimbangkan untuk mempercepat pemulihan produksi minyak. Mereka berencana membahas peningkatan produksi lebih dari 411.000 barel per hari untuk bulan Agustus.

Kenaikan produksi yang signifikan ini diproyeksikan akan menambah pasokan minyak di pasar global. Hal ini secara langsung berdampak pada penurunan harga jual minyak mentah.

Ancaman Tarif AS Membayangi Permintaan Global

Presiden AS Donald Trump menyatakan akan mengirimkan surat kepada mitra dagang untuk menetapkan tarif unilateral sebelum batas waktu 9 Juli. Tarif baru ini diperkirakan akan mulai berlaku pada Agustus mendatang.

Kebijakan proteksionis ini meningkatkan kekhawatiran akan melemahnya perdagangan global. Dampaknya, pasar saham di Asia dan wilayah lain mengalami penurunan.

Ketidakpastian tarif ini juga menimbulkan kekhawatiran akan menurunnya permintaan minyak global. Hal ini karena aktivitas ekonomi yang terhambat dapat mengurangi konsumsi bahan bakar.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Harga Minyak

Ketegangan geopolitik antara Iran dan negara-negara Barat tetap menjadi faktor yang memengaruhi harga minyak. Negosiasi nuklir dengan Iran masih belum menemui titik terang.

Washington berencana melanjutkan pembicaraan nuklir dengan Iran. Utusan Timur Tengah AS, Steven Witkoff, akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, di Oslo pekan depan.

Di sisi lain, AS juga memberlakukan pembatasan perdagangan minyak dengan Iran. Hal ini menekan Teheran dan menambah ketidakpastian di pasar minyak.

Kebakaran hutan di Kanada juga mempengaruhi produksi minyak. Kebakaran di wilayah Fort McMurray, dekat lokasi produksi pasir minyak utama, mengurangi produksi minyak dari Alberta ke level terendah dalam dua tahun terakhir.

Penurunan produksi dari Meksiko dan larangan pengiriman dari Venezuela turut memperkuat harga minyak tinggi sebelumnya. Namun, kini situasi berbalik dengan adanya peningkatan pasokan.

Peningkatan Persediaan Minyak Mentah AS

Peningkatan persediaan minyak mentah AS juga menjadi faktor yang menekan harga minyak. Badan Informasi Energi AS melaporkan kenaikan persediaan minyak mentah sebesar 3,8 juta barel minggu lalu.

Angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan analis yang hanya memprediksi penurunan 1,8 juta barel. Kenaikan persediaan menunjukkan adanya penurunan permintaan di pasar AS.

Pertumbuhan lapangan kerja yang kuat di AS pada Juni justru menjadi sentimen positif. Hal ini dapat memungkinkan Federal Reserve untuk menunda pemotongan suku bunga, yang berpotensi mengurangi permintaan minyak.

Meskipun demikian, analis tetap memperkirakan Federal Reserve akan tetap menerapkan pendekatan “wait and see” terhadap suku bunga. Hal ini menunjukkan ketidakpastian ekonomi yang berkelanjutan.

Kesimpulannya, penurunan harga minyak saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks. Peningkatan produksi yang direncanakan OPEC+, ancaman tarif AS, serta ketidakpastian geopolitik dan permintaan global semuanya berperan dalam fluktuasi harga. Ke depan, perkembangan situasi geopolitik dan kebijakan ekonomi global akan terus menentukan arah pergerakan harga minyak dunia.

Related Post