Harga minyak dunia mengalami penurunan signifikan menjelang pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan akan membahas peningkatan produksi minyak secara substansial. Penurunan ini diperparah oleh ancaman tarif baru dari Presiden AS Donald Trump yang mengurangi minat investor terhadap risiko global. Situasi ini menciptakan ketidakpastian di pasar, mengakibatkan fluktuasi harga yang cukup besar dalam beberapa pekan terakhir.
Ancaman proteksionisme perdagangan AS juga turut memberikan tekanan terhadap pasar global. Sentimen negatif ini berdampak pada penurunan harga berbagai komoditas, termasuk minyak. Ketidakpastian mengenai kesepakatan perdagangan yang belum tercapai dengan beberapa negara besar semakin memperburuk situasi.
Daftar Baca
Anjloknya Harga Minyak Jelang Pertemuan OPEC+
Harga minyak Brent turun 0,98% menjadi USD 68,43 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di bawah USD 67 per barel. OPEC+ mempertimbangkan untuk meningkatkan produksi minyak lebih dari 411.000 barel per hari pada bulan Agustus. Keputusan ini diambil berdasarkan perkiraan meningkatnya permintaan minyak dunia, namun pasar tampaknya meresponnya dengan kehati-hatian.
Para delegasi OPEC+ mengungkapkan rencana percepatan pemulihan produksi minyak. Ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan global yang terus meningkat. Namun, pasar tampak kurang optimis dengan rencana tersebut, yang berujung pada anjloknya harga minyak.
Dampak Ancaman Tarif Baru AS terhadap Pasar Minyak
Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan mengirimkan surat kepada negara mitra dagang untuk menerapkan tarif unilateral sebelum batas waktu 9 Juli. Tarif baru ini dijadwalkan mulai berlaku pada Agustus mendatang. Pengumuman ini memicu kekhawatiran akan dampak negatifnya terhadap perekonomian global dan permintaan minyak.
Ketidakpastian akibat kebijakan perdagangan AS yang proteksionis menimbulkan kekhawatiran investor. Kondisi ini mendorong penurunan di pasar saham Asia dan wilayah lainnya. Hal ini juga berdampak langsung terhadap harga minyak yang cenderung menurun.
Ketidakpastian Perdagangan Global
Ketidakpastian perdagangan global meningkatkan risiko bagi investor. Beberapa negara besar, termasuk Uni Eropa dan Jepang, belum mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS. Kondisi ini berpotensi mengganggu rantai pasokan global dan menurunkan permintaan bahan bakar.
Ancaman tarif baru AS menambah ketidakpastian di pasar. Hal ini berdampak kepada fluktuasi harga berbagai komoditas, termasuk minyak mentah.
Faktor Fundamental Pasar yang Mempengaruhi Harga Minyak
Susan Bell, Senior Vice President Rystad Energy di Calgary, mengatakan bahwa fundamental pasar saat ini mengambil alih. Premi risiko telah hilang dari pasar dan fundamentalnya cukup lemah. Hal ini menunjukkan bahwa harga minyak lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi makro daripada spekulasi semata.
Selain kebijakan perdagangan, negosiasi nuklir dengan Iran juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi pasar minyak. AS berencana untuk memulai kembali pembicaraan nuklir, namun di sisi lain juga mengambil langkah untuk membatasi perdagangan minyak Iran.
Kebakaran Hutan di Kanada dan Penurunan Produksi
Kebakaran hutan di wilayah Fort McMurray, Kanada, juga memberikan kontribusi terhadap penurunan produksi minyak. Produksi minyak dari Alberta turun ke level terendah dalam dua tahun pada bulan Mei.
Penurunan produksi di beberapa negara, seperti Meksiko dan Venezuela, juga memperkuat faktor penurun harga minyak. Kenaikan persediaan minyak mentah AS juga menjadi salah satu faktor yang membuat harga minyak menurun.
Persediaan minyak mentah AS meningkat lebih tinggi dari perkiraan analis. Badan Informasi Energi AS melaporkan peningkatan sebesar 3,8 juta barel minggu lalu, jauh lebih tinggi dari perkiraan penurunan 1,8 juta barel. Data ini menunjukkan melemahnya permintaan minyak di pasar konsumen terbesar dunia.
Data ketenagakerjaan AS yang solid pada Juni, dengan tingkat pengangguran yang turun secara tak terduga, memberikan gambaran positif bagi perekonomian AS. Namun, hal ini juga berpotensi membuat Federal Reserve menunda pemotongan suku bunga, yang bisa mempengaruhi permintaan minyak di masa depan.
Kesimpulannya, penurunan harga minyak saat ini merupakan hasil dari beberapa faktor yang saling berkaitan, yaitu peningkatan produksi yang direncanakan OPEC+, ancaman tarif baru AS yang meningkatkan ketidakpastian di pasar global, serta faktor fundamental seperti penurunan produksi di beberapa negara dan peningkatan persediaan minyak mentah AS. Ketidakpastian geopolitik terkait Iran dan kebijakan moneter AS juga turut berperan dalam membentuk fluktuasi harga minyak yang sedang terjadi. Perkembangan selanjutnya dari faktor-faktor ini akan terus mempengaruhi harga minyak dunia di masa mendatang.