Meskipun daya beli masyarakat Indonesia masih tertekan, sektor pasar keuangan menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang positif. Hal ini ditandai dengan peningkatan volume transaksi di bursa efek. Pulihnya ekspektasi investor menjadi pendorong utama peningkatan tersebut.
Menurut Fakhrul Fulvian, Chief Economist & Head of Fixed Income Research PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, peningkatan volume perdagangan di bursa efek terjadi setelah berakhirnya perang dagang dan munculnya ekspektasi penurunan suku bunga. Ia mengamati perbaikan awal perekonomian justru terlihat dari pasar keuangan, meskipun daya beli masyarakat masih lemah.
Pasar Keuangan Pulih Lebih Cepat Dibanding Sektor Riil
Perbaikan ekonomi Indonesia diprediksi akan lebih dulu terlihat di pasar keuangan. Pemulihan sektor riil diperkirakan baru akan terjadi di akhir tahun.
Fakhrul menjelaskan, pelemahan daya beli saat ini menyebabkan pemulihan ekonomi akan dimulai dari pasar aset atau pasar keuangan terlebih dahulu. Baru kemudian berdampak pada sektor riil.
Ia memprediksi sektor riil baru akan pulih pada kuartal III dan IV tahun ini. Hal ini akan terjadi setelah pasar keuangan membaik dan kepercayaan investor meningkat.
Perang Dagang dan Ekspektasi Positif
Meskipun perang dagang global belum sepenuhnya berakhir, ekspektasi positif dari sisi keuangan sudah cukup menjadi katalis pertumbuhan. Perbaikan di sektor keuangan ditandai dengan ekspektasi pemotongan suku bunga dan peningkatan likuiditas.
Fakhrul menuturkan, sektor keuangan menunjukkan perbaikan lebih dulu karena adanya ekspektasi positif. Terdapat perbedaan waktu (lagging) antara pemulihan sektor keuangan dan sektor riil.
Ia memproyeksikan tren pemulihan sektor keuangan akan mendahului sektor riil. Pulihnya sektor riil secara penuh diperkirakan baru akan terjadi pada tahun 2025.
Gencatan Senjata Perang Dagang AS-China
Amerika Serikat (AS) dan China telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam perang dagang mereka. Kesepakatan ini dicapai setelah perundingan intensif selama dua hari di London pada awal Juni 2025.
Meskipun belum mencapai kesepakatan menyeluruh, gencatan senjata ini menandai terobosan penting untuk meredakan ketegangan tarif dan hambatan perdagangan lainnya.
Presiden AS Donald Trump menyatakan kesepakatan tersebut “sudah dilakukan,” meskipun masih menunggu persetujuan final dari Presiden China Xi Jinping.
Gencatan senjata ini memberikan dampak positif pada ekspektasi investor, sehingga ikut mendorong peningkatan volume transaksi di pasar keuangan.
Secara keseluruhan, berakhirnya perang dagang dan gencatan senjata antara AS dan China telah menciptakan sentimen positif di pasar keuangan. Hal ini diperkirakan akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara bertahap, dimulai dari sektor keuangan dan kemudian meluas ke sektor riil pada akhir tahun 2025.
Meskipun masih terdapat tantangan berupa pelemahan daya beli, pemulihan pasar keuangan menjadi indikator positif bagi prospek perekonomian Indonesia ke depan. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mempercepat pemulihan sektor riil dan meningkatkan daya beli masyarakat.