preloader

Perang Israel-Iran Picu Lonjakan Harga Minyak 7%!

Perang Israel-Iran Picu Lonjakan Harga Minyak 7%!

Harga minyak mentah dunia melonjak tajam pada perdagangan Jumat pekan lalu. Kenaikan signifikan sekitar USD 5 per barel ini dipicu oleh serangan udara Israel terhadap Iran yang dilakukan tanpa dukungan Amerika Serikat.

Serangan tersebut memicu kekhawatiran investor akan meluasnya konflik dan gangguan pasokan minyak di Timur Tengah. Para analis menyebut peristiwa ini sebagai kejadian geopolitik paling berpengaruh sejak invasi Rusia ke Ukraina.

Serangan Israel dan Lonjakan Harga Minyak

Harga minyak mentah AS jenis West Texas Intermediate (WTI) ditutup pada USD 72,98 per barel, naik USD 4,94 atau 7,26 persen. Sementara itu, harga minyak Brent, patokan global, meningkat USD 4,87 atau 7,02 persen menjadi USD 74,23 per barel.

Kenaikan ini merupakan level tertinggi sejak Maret 2022. Peristiwa ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar minyak terhadap gejolak geopolitik di kawasan penghasil minyak utama dunia.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim serangan tersebut menargetkan program rudal balistik dan nuklir Iran. Sasaran serangan termasuk situs pengayaan utama di Natanz dan pusat operasi program rudal balistik Iran.

Netanyahu menyatakan operasi tersebut akan berlanjut selama diperlukan untuk menghilangkan ancaman. Serangan ini juga dilaporkan menyebabkan jatuhnya korban jiwa di kalangan militer Iran.

Reaksi AS dan Peringatan Keras

Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negeri Marco Rubio menegaskan bahwa serangan Israel dilakukan secara sepihak tanpa dukungan AS. Rubio pun memberikan peringatan keras kepada Iran agar tidak menargetkan kepentingan Amerika di kawasan tersebut.

Rubio menekankan bahwa prioritas utama AS adalah melindungi pasukannya di Timur Tengah. Meskipun demikian, AS mengakui bahwa Israel merasa perlu mengambil tindakan tersebut untuk membela diri.

Presiden Donald Trump turut berkomentar melalui media sosialnya, mengatakan Iran “harus membayar harga” atas kegagalan mencapai kesepakatan nuklir sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan.

Analisis Dampak terhadap Pasokan Minyak

Ketegangan di Timur Tengah meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak dari Iran dan negara-negara regional lainnya yang mungkin terlibat konflik. Pada April 2025, produksi minyak Iran tercatat mencapai 3,305 juta barel per hari menurut laporan OPEC.

Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan memiliki stok darurat 1,2 miliar barel yang siap digunakan untuk mengatasi guncangan pasokan minyak global. Namun, potensi eskalasi konflik tetap menjadi ancaman nyata.

Analis minyak Andy Lipow dari Lipow Oil Associates mengungkapkan kekhawatiran investor akan serangan balasan Iran terhadap Israel atau AS. Hal ini berpotensi memicu eskalasi militer dan gangguan besar-besaran terhadap pasokan minyak.

Lipow menambahkan bahwa dampak negatif terhadap pasokan minyak Timur Tengah dan kenaikan harga bensin serta solar di Amerika Serikat akan berdampak buruk secara politis bagi Presiden AS.

Meskipun fasilitas minyak Iran tidak menjadi sasaran langsung serangan Israel, potensi gangguan pasokan minyak tetap ada. Selat Hormuz, jalur utama pengangkutan minyak dunia, menjadi titik rawan yang patut diwaspadai.

Ellen Wald dari Washington Ivy Advisors menjelaskan bahwa meskipun serangan Israel signifikan, belum ada target langsung pada fasilitas produksi atau ekspor minyak Iran. Hal ini berarti Iran masih dapat mengekspor minyak untuk sementara waktu.

Wald juga meragukan kemampuan Iran untuk sepenuhnya memblokir Selat Hormuz. Meskipun kapal melintasi perairan Iran, mereka masih dapat dialihkan ke perairan Uni Emirat Arab dan Oman. Gangguan yang terjadi, menurut Wald, kemungkinan tidak akan berlangsung lama.

Kesimpulannya, serangan Israel terhadap Iran telah menciptakan ketidakpastian yang signifikan di pasar minyak global. Meskipun belum ada gangguan langsung pada produksi atau ekspor minyak Iran, potensi eskalasi konflik dan dampaknya terhadap pasokan minyak dunia tetap menjadi perhatian utama para investor dan analis. Situasi ini akan terus diawasi dengan ketat mengingat betapa rentannya pasar energi terhadap gejolak geopolitik di Timur Tengah.

Related Post

Konsultasi Gratis!
Ingin bisnis Anda tampil di halaman pertama Google? Konsultasikan dengan kami sekarang!