preloader

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2025: Akankah Tembus 5%?

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2025: Akankah Tembus 5%?

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 menjadi sorotan. Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data resminya hari ini, Senin (5/5). Sejumlah ekonom telah memprediksi pertumbuhan ekonomi di bawah 5%, menunjukkan perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Proyeksi ini menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ekonomi Indonesia dan prospek ke depannya. Analisis mendalam diperlukan untuk memahami tren ini dan dampaknya bagi perekonomian nasional.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi di Bawah 5%

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I-2025 mencapai 4,91% secara tahunan (yoy).

Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan 5,11% yoy pada kuartal I-2024. Pelemahan ini mencerminkan tekanan ekonomi domestik dan eksternal.

Josua menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga, sebagai penggerak utama ekonomi, diperkirakan tumbuh hanya 4,50% yoy.

Hal ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih. Pelemahan indeks pendapatan dan pembelian barang tahan lama semakin memperkuat indikasi ini.

Belanja pemerintah juga diprediksi mengalami kontraksi sebesar -2,88% yoy.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan lonjakan 20,44% pada kuartal I-2024. Penyerapan anggaran negara yang masih rendah menjadi faktor penyebabnya.

Analisis Ekonom Terhadap Faktor-Faktor Penurunan

Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, Teuku Riefky, memiliki proyeksi yang serupa, yaitu 4,94% yoy.

Ia melihat investasi domestik menjadi pendorong utama pertumbuhan, sementara konsumsi rumah tangga tumbuh lebih rendah dari PDB.

Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 4,96% yoy.

Momen Ramadhan dan Lebaran dinilai membantu mencegah kontraksi ekonomi. Namun, efisiensi anggaran pemerintah yang rendah, anjloknya harga komoditas, dan penurunan kualitas investasi menjadi faktor penghambat.

Bhima memperingatkan potensi tekanan ekonomi yang lebih besar pada kuartal II-2025.

Pelemahan rupiah dan potensi PHK diperkirakan akan semakin menekan daya beli masyarakat.

Tantangan dan Prospek Ekonomi Indonesia

Ketergantungan Indonesia pada sektor komoditas ekstraktif dan hilirisasi yang masih terbatas pada komoditas tertentu membuat ekonomi rentan terhadap tekanan eksternal.

Penurunan penjualan kendaraan bermotor dan peralatan rumah tangga menunjukkan melemahnya daya beli.

Untuk mencapai target pertumbuhan tahunan 5,2%, diperlukan akselerasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal-kuartal berikutnya.

Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan penyerapan anggaran, mendorong investasi, dan memperkuat daya beli masyarakat.

Peningkatan efisiensi dan diversifikasi ekonomi menjadi kunci untuk menghadapi tantangan dan menjaga stabilitas perekonomian Indonesia di masa mendatang.

Secara keseluruhan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2025 menunjukkan perlambatan yang perlu diwaspadai. Penting bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam merumuskan strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Related Post

Konsultasi Gratis!
Ingin bisnis Anda tampil di halaman pertama Google? Konsultasikan dengan kami sekarang!