PT PP Presisi Tbk (PPRE), perusahaan yang bergerak di sektor jasa pertambangan dan konstruksi, menunjukkan komitmen keuangan yang kuat. Mereka baru saja melunasi kewajiban obligasi senilai Rp 107 miliar tepat waktu, memperkuat kepercayaan investor terhadap kinerja dan prospek jangka panjang perusahaan. Pelunasan ini meliputi pokok dan bunga Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2022, menunjukkan kemampuan PPRE dalam mengelola keuangan secara disiplin.
PPRE konsisten dalam menjalankan strategi pertumbuhan berkelanjutan. Hal ini tercermin dari pelunasan tepat waktu kewajiban finansial mereka, dan sekaligus menegaskan kredibilitas perusahaan di industri yang dinamis. Keberhasilan ini dibangun atas pondasi portofolio proyek yang kuat, efisiensi operasional, dan manajemen risiko yang terukur.
Daftar Baca
Pelunasan Obligasi Rp 107 Miliar: Bukti Komitmen Keuangan PPRE
PT PP Presisi berhasil melunasi pokok dan bunga obligasi senilai Rp 107 miliar pada 26 Juni 2025. Pelunasan ini mencakup Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2022 Seri A (tenor tiga tahun, bunga 9,5% per tahun) dan Seri B (tenor lima tahun, bunga 10,5% per tahun).
Direktur Utama PPRE, Rizki Dianugrah, menekankan komitmen perusahaan dalam menjaga kepercayaan investor. Pelunasan tepat waktu ini menjadi bukti nyata dari komitmen tersebut.
Kinerja Keuangan Positif dan Alokasi Laba Bersih 2024
RUPST Tahun Buku 2024 PPRE memutuskan untuk mengalokasikan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Dari total laba bersih Rp 194 miliar, Rp 90,34 miliar dialokasikan untuk berbagai keperluan.
Sebesar Rp 4,52 miliar (5%) dialokasikan sebagai cadangan wajib. Sisanya, Rp 85,82 miliar (95%), dialokasikan ke saldo laba ditahan untuk memperkuat modal kerja.
Pendapatan dan Keuntungan dari Sektor Pertambangan
Pada tahun 2024, PPRE mencatatkan pendapatan Rp 3,7 triliun. Laba bersih yang diraih cukup signifikan, yaitu Rp 194 miliar.
Pertumbuhan ini didorong oleh perolehan kontrak baru senilai Rp 6,8 triliun, dengan kontribusi terbesar dari sektor pertambangan (70%) dan pekerjaan sipil (28%). Direktur Utama Arzan menyebut transformasi bisnis PPRE, khususnya di sektor pertambangan, sebagai kunci keberhasilan ini.
Perombakan Manajemen untuk Kepemimpinan yang Lebih Kuat
RUPST juga menyetujui perubahan struktur direksi dan dewan komisaris. Struktur baru ini bertujuan untuk memperkuat tata kelola dan kepemimpinan perusahaan.
Narwanto ditunjuk sebagai Komisaris Utama, sementara Rizki Dianugrah tetap menjabat sebagai Direktur Utama. M. Arif Iswahyudi dan Yovi Hendra juga mengisi posisi direksi sebagai Direktur Keuangan & Human Capital Management dan Direktur Pengelolaan Bisnis & Operasi.
Struktur Direksi dan Komisaris Baru
- Komisaris Utama: Narwanto
- Komisaris: Maulana Malik Ibrahim dan Albert SM Simangunsong
- Direktur Utama: Rizki Dianugrah
- Direktur Keuangan & Human Capital Management: M. Arif Iswahyudi
- Direktur Pengelolaan Bisnis & Operasi: Yovi Hendra
Perubahan struktur manajemen ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.
Pelunasan obligasi dan alokasi laba bersih menunjukkan kekuatan finansial PPRE. Ditambah lagi dengan perombakan manajemen yang strategis, PPRE siap untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa mendatang. Perusahaan ini terus menunjukkan komitmen terhadap pertumbuhan berkelanjutan dan tata kelola yang baik. Ke depannya, perkembangan PPRE patut dinantikan, mengingat potensi industri pertambangan dan konstruksi di Indonesia yang terus berkembang.