Di tengah terik matahari, Ridwan (35) terlihat menjual besi bekas di sebuah lapak di Kota Bogor. Dia berharap dapat menambah penghasilan keluarganya dengan menjual barang-barang tak terpakai ini.
Hanya sekitar 15 kilogram besi padat yang berhasil ia kumpulkan. Dia mendapatkan sekitar Rp 60.000 dari hasil penjualan tersebut.
Daftar Baca
Penghasilan Pemulung Besi Tua di Bogor
Berselang beberapa saat, Ujang (50) datang dengan dua kantong kresek berisi besi tua dan kaleng. Sedangkan Asep (55) membawa beberapa kawat berkarat yang hanya berbobot 2 ons.
Sebelum pergi, Asep menanyakan harga besi terkini kepada Irda, pemilik lapak. Irda menjawab bahwa harga besi saat ini adalah Rp 4.000 per kilogram.
Pemandangan seperti ini umum ditemukan di lapak-lapak pengepul besi tua. Berbagai jenis barang bekas seperti besi tua, kawat, kaleng, dan kabel tembaga ditampung dengan harga yang bervariasi.
Harga Besi Tua Sedang Anjlok
Irda menjelaskan harga beli besi dan rongsokan yang ia tampung. Besi padat dihargai Rp 4.000 per kilogram, sementara kaleng dihargai Rp 3.000-3.500 per kilogram.
Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan kondisi normal. Biasanya, Irda membeli besi padat dengan harga Rp 6.000 per kilogram.
Irda menyatakan bahwa harga besi saat ini sedang turun. Harga terbaik adalah Rp 6.000 per kilogram, namun saat ini hanya Rp 4.000.
Dampak Penurunan Harga terhadap Penghasilan Pengepul
Penurunan harga ini berdampak pada pendapatan Irda. Keuntungan yang didapat dari menjual besi ke pabrik juga ikut menurun.
Biasanya, Irda hanya mendapatkan keuntungan Rp 500 per kilogram, sedangkan pengepul besar mendapat Rp 1.000. Pabrik juga mengalami kesulitan dalam menyerap barang dari pengepul.
Frekuensi pengiriman besi ke pabrik juga berkurang. Dulu, Irda bisa mengirim besi setiap minggu, sekarang hanya dua bulan sekali.
Harga Besi Tua Terus Menurun Sejak Lebaran
Sandi, seorang pengepul besi tua, elektronik bekas, dan barang rongsokan lain, juga mengeluhkan hal serupa. Harga barang rongsokan mengalami penurunan yang signifikan.
Harga besi saat ini hanya Rp 3.500-4.000 per kilogram, jauh lebih rendah dari harga normalnya, yaitu Rp 4.500-6.000 per kilogram.
Penurunan harga ini terjadi setelah Hari Raya Idulfitri beberapa bulan lalu. Sandi terpaksa mengalihkan barang-barang yang dikumpulkannya ke pabrik lain atau pengepul lain.
Kondisi pasar yang tidak menentu membuat para pengepul besi tua harus bekerja lebih keras. Mereka harus berjuang untuk mendapatkan penghasilan yang cukup di tengah harga jual yang terus merosot.
Fluktuasi harga barang bekas ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pemulung dan pengepul. Mereka berharap agar harga bisa kembali normal sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Situasi ini menggambarkan betapa rentannya penghasilan para pemulung dan pengepul besi tua terhadap dinamika pasar. Keberlanjutan mata pencaharian mereka sangat bergantung pada stabilitas harga dan daya serap pasar.