Penghapusan ketentuan pajak pada proyek energi surya dan angin dalam revisi One Big Beautiful Bill Act (OBBBA) oleh Senat Amerika Serikat telah memicu lonjakan harga saham sektor energi terbarukan. Keputusan ini disambut positif oleh pelaku industri yang sebelumnya khawatir akan beban pajak tambahan yang signifikan.
Berbagai perusahaan energi terbarukan merasakan dampak positifnya. Saham-saham perusahaan besar mengalami kenaikan signifikan, menunjukkan optimisme pasar terhadap masa depan sektor ini.
Lonjakan Saham Energi Terbarukan di AS
Pada perdagangan Selasa waktu setempat, saham NextEra Energy, pengembang energi hijau terbesar di AS, naik sekitar 5 persen. Kenaikan ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek perusahaan pasca penghapusan pajak.
Saham AES, penyedia energi terbarukan lainnya, juga mengalami penguatan sekitar 2 persen. Hal ini menunjukkan sentimen positif yang meluas di sektor energi terbarukan AS.
Invesco Solar ETF (TAN) mencatat kenaikan 2,9 persen, sementara iShares Global Clean Energy ETF (ICLN) menguat 0,8 persen. Kedua ETF ini mencerminkan kinerja keseluruhan pasar energi bersih.
Pencabutan Pajak yang Membebani Industri
Kenaikan harga saham ini terutama didorong oleh pencabutan pajak yang sebelumnya direncanakan akan membebani proyek-proyek yang menggunakan komponen dari “foreign entities of concern,” yang umumnya diartikan sebagai pemasok dari Tiongkok.
American Clean Power Association (ACP) memperkirakan pajak tersebut akan menambah beban industri hingga USD 7 miliar atau sekitar Rp 113,4 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.203 per dolar AS).
Setelah menerima kritik tajam dari berbagai pihak, klausul pajak tersebut akhirnya dihapus dari versi Senat. Keputusan ini dikonfirmasi oleh ACP dan Solar Energy Industries Association (SEIA).
Dampak Positif dan Kekhawatiran yang Tersisa
Meskipun demikian, revisi RUU Senat tetap menghapus investment tax credit (ITC) dan production tax credit (PTC), yang selama ini menjadi insentif utama bagi pengembangan energi bersih di AS.
Namun, masa berlaku penghapusan ITC dan PTC tidak seketat rancangan awal. Proyek yang dimulai dalam 12 bulan setelah RUU disahkan masih bisa mendapatkan insentif penuh.
Proyek yang dimulai setelah 12 bulan masih berpeluang mendapatkan kredit pajak jika beroperasi sebelum akhir 2027. Ini memberi sedikit kelonggaran bagi para pelaku industri.
Pasar merespon positif penghapusan pajak ini. Saham Array Technologies dan Nextracker, produsen sistem pelacak panel surya, masing-masing melonjak lebih dari 12 persen dan 5 persen.
Sunrun, perusahaan pemasang panel surya perumahan, naik lebih dari 10 persen. Kenaikan ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap peningkatan permintaan.
SolarEdge dan Enphase, produsen inverter, mencatat kenaikan sekitar 7 persen dan 3 persen. Namun, First Solar, produsen panel surya terbesar AS, justru turun lebih dari 1 persen karena kekhawatiran persaingan harga.
Meskipun demikian, kekhawatiran tetap ada. SEIA menyatakan bahwa perbaikan dalam RUU Senat masih terbatas dan undang-undang ini tetap berbahaya bagi energi terbarukan.
Abigail Ross Hopper, CEO SEIA, menyatakan bahwa RUU ini dapat berdampak negatif pada manufaktur AS, lapangan kerja, dan ketahanan jaringan listrik. Ia juga memprediksi kenaikan tagihan listrik bagi konsumen.
RUU OBBBA masih akan dibahas di Dewan Perwakilan AS. Perkembangan selanjutnya akan menentukan masa depan energi bersih di Amerika Serikat dan bagaimana pasar bereaksi terhadapnya.
Secara keseluruhan, penghapusan pajak tersebut memberikan suntikan positif bagi sektor energi terbarukan di AS, meskipun kekhawatiran jangka panjang tetap ada. Perkembangan selanjutnya dari RUU OBBBA akan menjadi penentu arah kebijakan energi bersih AS dan dampaknya terhadap pasar saham.