Harga emas dunia melonjak ke level tertinggi dalam sebulan pada perdagangan Jumat, 13 Juni 2025, mencapai USD 3.428,28 per ounce. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan mendorong investor mencari aset safe haven. Kinerja mingguan pun menunjukkan tren positif, dengan harga emas batangan naik lebih dari 3,5%.
Peningkatan harga emas ini dipicu oleh serangan Israel terhadap Iran, yang meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di kawasan tersebut. Situasi ini mengalihkan fokus investor dari negosiasi perdagangan dan mendorong mereka untuk berlindung pada aset aman seperti emas.
Serangan Israel dan Ketegangan Geopolitik
Serangan Israel terhadap Iran telah meningkatkan ketegangan di Timur Tengah secara signifikan. Israel mengumumkan keadaan darurat, mengklaim akan menghadapi serangan rudal dan drone dari Teheran.
Militer AS juga bersiap menghadapi berbagai skenario, termasuk kemungkinan evakuasi warga sipil AS dari wilayah tersebut. Hal ini semakin meningkatkan ketidakpastian dan mendorong permintaan emas sebagai aset lindung nilai.
Tim Waterer, Chief Market Analyst KCM Trade, menjelaskan bahwa lonjakan perselisihan terbaru di Timur Tengah telah mengalihkan fokus dari negosiasi perdagangan, mendorong investor mencari aset safe haven. Ia juga memprediksi potensi kenaikan harga emas lebih lanjut jika eskalasi konflik berlanjut.
Data Ekonomi AS yang Mendingin
Di sisi lain, pasar tenaga kerja AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Jumlah warga AS yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran mencapai level tertinggi dalam delapan bulan terakhir.
Permintaan domestik yang melambat juga menahan kenaikan harga produsen pada Mei. Data ini memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).
Data ini dirilis sehari setelah Departemen Tenaga Kerja melaporkan kenaikan moderat dalam harga konsumen pada Mei. Hal ini memperkuat prediksi pasar akan penurunan suku bunga lebih awal, dimulai September dan bukan Oktober seperti perkiraan sebelumnya.
Peluang Penurunan Suku Bunga The Fed dan Pergerakan Logam Mulia Lainnya
Pelaku pasar kini memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 55 basis poin pada akhir tahun. Probabilitas penurunan suku bunga The Fed pada September mencapai 80%, dengan penurunan kedua kemungkinan terjadi pada Oktober.
Perubahan ekspektasi ini turut mempengaruhi harga logam mulia lainnya. Harga perak spot turun tipis, namun masih menuju kenaikan mingguan. Platinum dan palladium juga mengalami penurunan kecil, tetapi keduanya juga menunjukan tren positif dalam kinerja mingguan.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan kesediaannya untuk memperpanjang batas waktu negosiasi perdagangan, tetapi tidak yakin hal itu akan diperlukan. Pernyataan ini menunjukkan adanya upaya untuk meredakan ketegangan perdagangan global.
Harga perak spot turun 0,07% ke USD 36,24 per ounce setelah mencapai titik tertinggi sejak 2012 pada Senin. Peter Grant, Vice President and Senior Metals Strategist Zanier Metals, memperkirakan harga perak dapat mencapai USD 40 jika menembus level USD 38. Platinum dan palladium juga menunjukkan pergerakan yang cenderung stabil meski mengalami sedikit penurunan.
Harga emas pada hari Kamis, 12 Juni 2025, juga menunjukkan kenaikan yang signifikan. Kenaikan ini didorong oleh meredanya ketegangan di Timur Tengah dan data ekonomi AS yang lebih dingin. Hal ini memicu spekulasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Kesimpulannya, pergerakan harga emas akhir-akhir ini dipengaruhi oleh dua faktor utama: ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan perlambatan ekonomi AS. Kedua faktor ini saling berkaitan dan menciptakan ketidakpastian yang mendorong permintaan akan emas sebagai aset safe haven. Ke depannya, perkembangan situasi geopolitik dan kebijakan moneter The Fed akan terus menjadi faktor penentu utama harga emas.
