preloader

Serangan Rudal Iran Picu Anjloknya Harga Minyak Dunia 7 Persen

Harga minyak dunia anjlok tajam setelah Iran menyerang pangkalan militer AS di Irak dan Qatar. Penurunan ini cukup signifikan, menjadi salah satu penurunan terbesar dalam satu hari sejak awal April dan termasuk yang terburuk dalam tiga tahun terakhir.

Minyak mentah AS misalnya, ambles 7,2 persen menjadi $68,51 per barel. Ini merupakan penurunan harga yang drastis dan mengejutkan pasar.

Penurunan harga ini terjadi karena pasar menilai serangan tersebut sebagai “alarm palsu” terkait ketegangan Iran-AS. Pasar minyak, menurut analis, masih menunggu bukti nyata gangguan pasokan minyak akibat eskalasi konflik tersebut.

Bob McNally, Presiden Rapidan Energy Group, menyatakan, “(Harga turun karena) Para pedagang telah melihat banyak alarm palsu terkait risiko gangguan geopolitik di pasar minyak.” Ia menambahkan bahwa lonjakan harga lebih lanjut akan terkendali kecuali ada gangguan signifikan dalam produksi atau arus minyak di Teluk.

Sentimen serupa diungkapkan Menteri Energi AS, Chris Wright. Dalam wawancara CNBC, Wright mengatakan, “Saya tidak akan mengharapkan banyak pergerakan minyak naik dari ketegangan yang sedang terjadi. Saya tidak terkejut harga minyak telah turun sedikit, mungkin lebih dari yang saya duga.”

Analis lain juga berpendapat bahwa penurunan harga minyak terjadi karena serangan Iran tidak mengganggu pengiriman atau produksi QatarEnergy. Hal ini menunjukkan bahwa pasar merespon kejadian tersebut dengan lebih rasional dibandingkan dengan reaksi panik yang mungkin terjadi sebelumnya.

Situasi geopolitik di Timur Tengah memang selalu berpotensi mempengaruhi harga minyak global. Ketegangan antara Iran dan AS, khususnya, seringkali menjadi faktor penggerak harga minyak karena wilayah tersebut merupakan penghasil minyak utama dunia. Namun, respon pasar kali ini menunjukkan kecenderungan untuk lebih menilai dampak nyata dari suatu peristiwa daripada hanya bereaksi terhadap spekulasi semata.

Perlu diperhatikan bahwa meskipun harga minyak turun, situasi geopolitik di Timur Tengah tetap volatile dan rentan terhadap perubahan mendadak. Ketegangan antara berbagai pihak di wilayah tersebut dapat kembali meningkat dan memicu ketidakpastian baru di pasar minyak global. Oleh karena itu, perlu pemantauan ketat terhadap perkembangan terkini di kawasan tersebut.

Kesimpulannya, penurunan harga minyak kali ini didorong oleh persepsi pasar terhadap serangan Iran sebagai alarm palsu. Pasar menunggu bukti nyata dampak pada pasokan minyak sebelum bereaksi lebih keras. Meskipun demikian, situasi geopolitik di Timur Tengah tetap menjadi faktor penentu harga minyak dunia yang perlu diwaspadai.

Related Post