Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Indonesian Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) resmi menjalin kerja sama strategis. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat posisi dan citra industri sawit Indonesia di dunia.
Kerja sama ini diharapkan mampu menjawab tantangan keberlanjutan dan mengubah persepsi negatif terhadap industri sawit Indonesia di kancah internasional. Langkah ini merupakan respons terhadap meningkatnya tekanan global terhadap industri sawit.
Nota Kesepahaman GAPKI dan IPOSS: Tiga Pilar Penting
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara GAPKI dan IPOSS dilakukan di Kantor Pusat GAPKI, Sudirman, Jakarta. Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, menekankan pentingnya sinergi antar lembaga dalam menghadapi isu global.
Eddy Martono menilai IPOSS, sebagai lembaga kajian strategis dengan kapabilitas riset, advokasi, dan komunikasi yang kuat, menjadi mitra ideal. Kolaborasi ini dinilai sangat penting untuk menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi industri sawit.
MoU tersebut mencakup tiga area krusial. Ketiga area tersebut yaitu pengembangan basis data industri sawit, strategi komunikasi industri, dan riset serta advokasi kebijakan.
Pengembangan basis data yang akurat dan terpadu sangat penting. Data yang akurat dan terpadu akan mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan meningkatkan pemahaman publik.
Penguatan SDM dan Kemitraan yang Berkelanjutan
GAPKI yakin sinergi dengan IPOSS akan meningkatkan kapasitas kelembagaan. Selain itu, kerja sama ini juga akan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) petani sawit.
Kerja sama ini juga akan memfasilitasi kemitraan usaha perkebunan sawit yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Hal ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah sentra produksi sawit.
Dengan kolaborasi ini, industri sawit Indonesia diharapkan tetap menjadi penggerak ekonomi nasional. Industri sawit juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
IPOSS menyambut baik kerja sama strategis ini. Ketua Pengurus IPOSS, Nanang Hendarsah, menyampaikan apresiasi atas kepercayaan dan komitmen GAPKI.
Menghadapi Tantangan Global dan Membangun Narasi Positif
Nanang Hendarsah melihat penandatanganan MoU ini sebagai simbol semangat bersama. Semangat bersama ini ditujukan untuk memperkuat industri sawit nasional.
Fokus utama kerja sama adalah peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM petani. Selain itu, fokus utama juga meliputi penguatan kemitraan usaha perkebunan yang berkelanjutan.
Industri sawit menghadapi beragam tantangan. Tantangan tersebut meliputi regulasi global seperti EUDR, kebutuhan hilirisasi, dan peningkatan produktivitas.
Kolaborasi berbasis riset, advokasi, dan komunikasi sangat penting. Kolaborasi ini bertujuan untuk menghasilkan kebijakan dan praktik industri yang kuat dan berdaya saing global.
IPOSS berharap kemitraan ini berdampak nyata di lapangan. Dampak nyata tersebut berupa pemberdayaan petani, penguatan data, dan menjaga keberlanjutan industri sawit Indonesia.
Kerja sama GAPKI dan IPOSS diharapkan mampu membangun narasi positif yang berbasis data. Narasi positif ini sangat penting untuk membela industri sawit Indonesia di mata dunia.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan citra industri sawit Indonesia akan semakin baik di mata dunia. Industri sawit pun dapat terus berkontribusi bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.