preloader

Trump, Serangan Israel, & Harga Minyak Anjlok: Berita Terbaru

Trump, Serangan Israel, & Harga Minyak Anjlok: Berita Terbaru

Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan tipis pada perdagangan Kamis, 12 Juni 2025. Penurunan ini terjadi setelah lonjakan tajam pada sesi sebelumnya, dipicu oleh kekhawatiran meningkatnya konflik antara Israel dan Iran. Ancaman perang di Timur Tengah selalu menjadi faktor utama yang mempengaruhi harga komoditas global, khususnya minyak mentah.

Pasar merespon cepat terhadap perkembangan situasi geopolitik yang dinamis ini. Ketidakpastian mengenai potensi konflik berdampak langsung pada persepsi risiko di pasar energi.

Harga Minyak Menurun Tipis di Tengah Ketegangan Geopolitik

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS tercatat turun 11 sen atau 0,16 persen, menjadi USD 68,04 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent turun 41 sen atau 0,59 persen, menjadi USD 69,36 per barel. Penurunan ini menunjukkan sedikit meredanya kekhawatiran pasar setelah lonjakan signifikan pada hari sebelumnya.

Pasar sempat bergejolak signifikan sebelumnya. Lonjakan harga minyak lebih dari 4 persen pada perdagangan Rabu disebabkan oleh kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak mentah akibat potensi konflik berskala besar.

Potensi Konflik Israel-Iran dan Dampaknya terhadap Pasar Minyak

Berbagai laporan menyebutkan Israel sedang mempertimbangkan serangan militer terhadap Iran tanpa dukungan Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump pun mengakui kemungkinan terjadinya serangan tersebut, meskipun menolak untuk memberikan detail lebih lanjut. Pernyataan Trump sendiri cukup signifikan dalam mempengaruhi sentimen pasar.

Trump menekankan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Pernyataan ini menunjukkan kerasnya sikap AS terhadap program nuklir Iran dan sekaligus menguatkan spekulasi potensi konflik militer.

Langkah-langkah Antisipasi AS

Departemen Luar Negeri AS telah memerintahkan keberangkatan personel non-esensial dari Irak. Pentagon juga mengizinkan keluarga anggota militer untuk meninggalkan Timur Tengah secara sukarela.

Langkah-langkah ini menunjukkan peningkatan kewaspadaan dan antisipasi terhadap potensi eskalasi konflik. Keberangkatan staf menunjukkan peningkatan risiko keamanan bagi warga negara AS di wilayah tersebut.

Peringatan dari Iran

Menteri pertahanan Iran sebelumnya telah memperingatkan akan menyerang pangkalan-pangkalan AS di seluruh wilayah jika konflik terjadi. Peringatan ini meningkatkan ketegangan dan ketidakpastian dalam situasi yang sudah rawan.

Ancaman serangan balasan dari Iran menambah kompleksitas situasi dan meningkatkan potensi gangguan pasokan minyak.

Analisis JPMorgan dan Prediksi Harga Minyak

Kepala Riset Komoditas Global JPMorgan, Natasha Kaneva, memperkirakan harga minyak bisa melonjak hingga USD 120 per barel atau lebih jika Iran menutup Selat Hormuz sebagai balasan atas serangan Israel. Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran penting untuk perdagangan minyak dunia.

Meskipun risiko tersebut dinilai rendah oleh Kaneva, potensi penutupan Selat Hormuz tetap menjadi faktor risiko signifikan yang perlu dipertimbangkan. Sejarah mencatat bahwa meskipun banyak ancaman, Selat Hormuz belum pernah ditutup sepenuhnya.

Evakuasi Staf AS dari Baghdad

Dua pejabat Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi persiapan evakuasi seluruh staf non-esensial dari kedutaan besar AS di Baghdad. Alasan evakuasi tidak dijelaskan secara detail.

Pejabat ketiga menambahkan komitmen Trump untuk memastikan keselamatan warga negara AS. Evakuasi staf merupakan langkah preventif untuk mengurangi risiko bagi warga negara AS dalam situasi yang tidak menentu.

Peringatan Inggris dan Pesimisme Trump

Unit Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) memperingatkan meningkatnya ketegangan di kawasan yang berpotensi menyebabkan eskalasi aktivitas militer. Peringatan ini memberikan konteks yang lebih luas terhadap potensi konflik.

Trump juga menyatakan pesimisme terhadap tercapainya kesepakatan nuklir antara AS dan Iran. Pernyataan ini semakin memperkuat sentimen negatif pasar terkait potensi konflik.

Harga minyak mentah memang mengalami penurunan tipis pada hari Kamis. Namun, situasi geopolitik yang masih belum stabil tetap menjadi perhatian utama. Potensi konflik di Timur Tengah dan ketidakpastian terkait kesepakatan nuklir AS-Iran akan terus mempengaruhi pasar minyak dalam jangka pendek. Perkembangan situasi di lapangan akan menentukan arah harga minyak mentah di masa mendatang.

Related Post

Konsultasi Gratis!
Ingin bisnis Anda tampil di halaman pertama Google? Konsultasikan dengan kami sekarang!