preloader

Keyword Stuffing! Pahami Kesalahan dalam Menulis Artikel SEO

Cara Menghindari Keyword Stuffing dalam Menulis Artikel

Mempelajari cara menghindari keyword stuffing dalam menulis artikel SEO akan membantu Anda menghasilkan tulisan berkualitas. Penyebaran keyword yang tepat dengan jumlah sesuai density pun meningkatkan peluang artikel masuk peringkat teratas laman pertama hasil pencarian Google.

Sayangnya, beberapa penulis masih melakukan keyword stuffing, entah disengaja atau tidak. Sebagian dari mereka berpikir, semakin banyak keyword yang dimasukkan, semakin besar potensi artikel diindeks Google. Kenyataannya, artikel malah akan Google anggap sebagai spam, terutama kalau keyword dengan isi konten tidak saling berhubungan.

Apa Itu keyword stuffing?

Sebelum mengaplikasikan cara menghindari keyword stuffing dalam menulis artikel SEO, mari ketahui dulu definisinya. Berdasarkan Web FX, keyword stuffing merupakan praktik memasukkan kata kunci atau keyword secara berlebih.

Beberapa tahun lalu, banyak penulis konten yang melakukan cara tersebut demi mengejar trafik dan peringkat bagus di Google. Namun, berkat pembaruan algoritma, Google kini lebih memprioritaskan
artikel dengan konten organik.

Algoritma baru pun membuat efektivitas keyword stuffing berkurang. Artinya, kesempatan artikel masuk laman pertama pencarian atau masuk peringkat teratas akan semakin kecil. Maka dari itu, Anda yang sudah lama menggunakan keyword stuffing sebagai strategi SEO sebaiknya mencari metode terbaru untuk memoles kualitas artikel.

Kemudian, apa saja yang harus diperhatikan dalam menulis dan bagaimana cara menghindari keyword stuffing dalam menulis artikel SEO?

Pertama, kenali dulu jenis-jenis keyword stuffing yang kerap penulis konten pakai saat menulis. Disitat dari Alexa, ada tiga jenis keyword stuffing yang sering digunakan, antara lain;

  • Mengulang kata kunci atau keyword secara berlebih dan berdekatan
  • Menambahkan keyword yang kurang relevan dengan konten artikel
  • Memasukkan kata-kata di luar konteks agar keyword bisa masuk ke dalam artikel

Sebagai contoh, sejumlah penulis artikel menempatkan keyword berulang di meta tag maupun detail lain yang ada dalam CMS Website mereka. Meski tak sekentara repetisi dalam artikel, langkah
tersebut tetap akan terdeteksi mesin pencari. Apalagi, pembaca juga semakin cerdas menganalisis
konten artikel, sehingga saat menyadari ada pengulangan keyword yang digunakan, mereka akan meninggalkannya karena merasa tak nyaman.

Dengan mengetahui cara menghindari pengulangan keyword dalam menulis artikel SEO, penulis artikel
bukan hanya dapat menempatkan kata kunci yang tepat. Mereka juga akan mampu menulis artikel
tanpa menyalahi praktik keyword density. Pasalnya, keyword density memungkinkan Anda untuk
mengulang kata kunci tanpa membuat Google mnecurigai konten sebagai spam.

Apa Dampak Keyword Stuffing Terhadap Website?

Mesin pencari populer seperti Google masih bekerja menggunakan kata kunci atau keyword yang dimasukkan pengguna. Anda yang sudah lama menerapkan SEO untuk mengoptimasi website atau media sosial pasti familier dengan langkah-langkahnya. Namun, sekali lagi, jangan sampai Anda meneruskan keyword stuffing mengingat algoritma mesin pencari terus mengalami perkembangan dan kini sudah mengedepankan orisinalitas konten.

Tanpa memperhatikan keyword stuffing, ada sejumlah risiko lebih besar yang mengintai website selain dianggap spam. Trafik website pun akan menurun secara signifikan karena mendapatkan peringkat buruk dari Google. Anda yang mengandalkan situs sebagai tempat jualan jelas bakal mengalami kerugian secara finansial akibat berkurangnya jumlah penjualan.

Kemudian, keyword stuffing berpotensi menjauhkan konten artikel yang sebenarnya dibutuhkan
pembaca. Dikutip dari Big Commerce, dampak buruk praktik tersebut terhadap user experience (UX)
berpotensi meningkatkan persentase bounce rate dan membuat pengunjung meninggalkan website.
Mereka juga akan menyadari kalau selama ini Anda hanya mementingkan ranking daripada
kebutuhan dan kepercayaan pengunjung atau pelanggan.

Entah untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis, menghindari pengulangan keyword dalam menulis artikel akan membantu Anda untuk menekan risiko-risiko di atas. Langkah-langkahnya mudah diikuti dan dapat Anda simak pada penjelasan selanjutnya.

Bagaimana Cara Mengatasi Keyword Stuffing?

Dalam SEO, keyword memegang peran penting dalam optimasi. Pasalnya, kata kunci yang nanti
berperan dalam menentukan bagaimana Google menilai website, relevansinya terhadap konten yang
dicari pengguna, hingga kualitas branding website atau media sosial yang Anda kelola.

Belum terlambat bagi Anda untuk menghindari keyword stuffing dalam menulis artikel. Bahkan langkah ini bisa dimanfaatkan untuk rebranding jasa atau barang, sehingga Anda bisa mempertahankan pelanggan lama sekaligus mengundang konsumen baru.

Lalu, apa saja cara yang bisa penulis artikel lakukan untuk mencegah munculnya keyword stuffing dalam konten SEO mereka?

Gunakan Keyword yang Sesuai

Kesalahan besar yang masih sering dilakukan penulis artikel adalah menggunakan keyword yang
kurang relevan. Menemukan keyword yang relevan sebenarnya mudah, sebab sekarang sudah ada
banyak tools yang membantu Anda meriset kata kunci yang sesuai. Sebut saja Google Keyword Planner, Ubbersuggest, Ahrefs, dan SEMrush.

Kemudian, pilihlah kata kunci yang memiliki keyword difficulty rendah dan search volume tinggi.
Dengan begitu, artikel dalam website berpeluang lebih besar untuk masuk laman pertama Google.

Memakai Kalimat Pendek dan Ringkas

Permainan kalimat adalah kunci untuk menghindari pengulangan keyword dalam menulis artikel yang perlu Anda perhatikan baik-baik. Pengulangan keyword ternyata bisa Anda hindari dengan kalimat pendek untuk mencegah kesan bertele-tele. Kemudian, pembaca yang mampir ke website atau blog pun akan nyaman dan lebih cepat memahami informasi yang ingin Anda sampaikan.

Pelajari juga Latent Semantic Indexing (LSI) yang akan memudahkan mesin memahami bahasa dalam
konten yang ditulis, terutama terhadap relevansinya terhadap keyword yang Anda sematkan.

Perhatikan Pengulangan Jumlah Keyword (Keyword Density)

Cara menghindari keyword stuffing dalam menulis artikel SEO adalah membatasi jumlah keyword yang Anda masukan. Maka dari itu, keyword density diperlukan supaya Anda dapat mengulang kata kunci tanpa terkesan dipaksakan atau berlebih. Untuk mengetahui keyword density sesuai jumlah kata artikel, Anda bisa gunakan plugin seperti Yoast SEO yang tersedia untuk WordPress.

Setelah mengetahui keyword density, Anda bisa menentukan penempatan keyword dan mengatur penyebarannya. Dengan plugin, Anda juga akan tahu apakah paragraf tersebut mudah dibaca.

Variasikan dengan Keyword Pendukung

Apakah artikel yang Anda tulis cukup panjang? Daripada mengulang keyword yang sama, kombinasikan dengan keyword pendukung. Dengan menghindari keyword stuffing dalam menulis artikel ini, tulisan Anda akan tetap layak dibaca sekaligus tepat meningkatkan peluang masuk peringkat di Google. Website Anda pun bisa masuk laman pertama hasil pencarian.

Keyword pendukung biasanya berhubungan erat dengan keyword utama atau niche artikel. Anda dapat mencarinya dengan plugin atau riset langsung di Google untuk mengecek kata kunci populer. Selain memperhatikan jumlah keyword, pastikan Anda menguasai kemampuan menulis yang baik supaya artikel semakin menarik tanpa menurunkan tingkat readibility.

Jadi, menghindari keyword stuffing dalam menulis artikel akan memberikan hasil yang diharapkan. Website dan media sosial pun akan mendapatkan engagement maksimal dari target audiensi.

Related Post