Indonesia memiliki surplus beras mencapai 3,7 juta ton. Hal ini membuka peluang bagi pemerintah untuk mengalokasikan sebagian cadangan beras untuk misi kemanusiaan.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengungkapkan rencana tersebut saat mengunjungi Sentra Penggilingan Padi (SPP) Karawang pada Kamis (15/5/2025). Ia menyebutkan beberapa lokasi potensial penerima bantuan, termasuk Palestina dan beberapa negara di Afrika.
Peluang Bantuan Beras untuk Palestina
Wamentan Sudaryono menyatakan tengah menghitung potensi alokasi beras dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk misi kemanusiaan. Penyaluran bantuan beras ini akan diprioritaskan untuk negara-negara yang membutuhkan.
Selain Palestina, beberapa negara di Afrika juga menjadi pertimbangan. Perhitungan kebutuhan dan potensi alokasi masih dalam tahap proses.
Ekspor Beras ke Malaysia
Indonesia juga tengah menjajaki peluang ekspor beras ke Malaysia. Kementerian Pertanian telah melakukan pembicaraan awal dengan pihak Malaysia.
Dari pembahasan tersebut, diperkirakan ekspor beras ke Malaysia akan mencapai 2.000 ton per bulan. Namun, kesepakatan ini masih perlu dibahas lebih lanjut di level teknis.
Belum ada kesepakatan kontrak ekspor yang terjalin. Pembahasan lebih lanjut terkait teknis ekspor masih perlu dilakukan kedua negara.
Menunggu Arahan Presiden
Meskipun telah ada pembicaraan awal dengan Malaysia, ekspor beras masih menunggu arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
Kementan menyatakan kesiapannya untuk mengeksekusi rencana ekspor beras tersebut jika mendapatkan perintah dari Presiden. Semua proses menunggu keputusan final dari pimpinan tertinggi negara.
Pemerintah berkomitmen untuk memastikan ketersediaan pangan nasional tetap terjaga. Hal ini dilakukan melalui berbagai strategi, termasuk peningkatan produksi dan pengelolaan cadangan beras.
Wamentan Sudaryono juga menekankan pentingnya menjaga capaian penyerapan gabah petani. Ia berharap keberhasilan ini dapat dipertahankan hingga akhir tahun 2025. Hal ini membutuhkan kerja sama seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian.
Selain itu, Wamentan meminta para petani untuk tetap giat menanam. Peningkatan produksi gabah akan berdampak positif terhadap cadangan pangan nasional.
Dengan surplus beras yang ada, Indonesia dapat berperan aktif dalam membantu negara lain yang membutuhkan. Langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam misi kemanusiaan dan kerja sama internasional di bidang pangan.
Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengelola surplus beras ini menunjukkan komitmen untuk menyeimbangkan kebutuhan domestik dengan peluang bantuan internasional dan kerja sama ekonomi. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan dan perekonomian nasional.