preloader

Rahasia Diet Sehat, Bahagia, & Ramah Lingkungan: Gastronomi Berkelanjutan

Rahasia Diet Sehat, Bahagia, & Ramah Lingkungan: Gastronomi Berkelanjutan

Gastronomi berkelanjutan, sebuah konsep yang menggabungkan seni menikmati makanan dengan praktik ramah lingkungan, ternyata memiliki peran penting dalam mendukung program diet sehat. Lebih dari sekadar memilih jenis makanan, gastronomi berkelanjutan menekankan pentingnya “mindful eating” atau makan dengan penuh kesadaran.

Dr. Ray Wagiu Basrowi, Sekretaris Umum Indonesian Gastronomy Community (IGC), menjelaskan bahwa “mindful eating” berdampak positif pada kesehatan, khususnya dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler dan obesitas. Hal ini karena proses makan yang penuh kesadaran memengaruhi produksi hormon dan enzim pencernaan.

Gastronomi Berkelanjutan dan Mindful Eating: Kunci Diet Sehat

Menurut Dr. Ray, menikmati makanan bukan hanya tentang rasa kenyang, tetapi juga tentang proses pelepasan enzim dan hormon yang optimal. Makan dengan penuh kesadaran, atau mindful eating, membantu proses ini berjalan lebih baik.

Ia menambahkan bahwa berbagai ajaran agama juga menekankan pentingnya ketenangan saat makan. Hal ini karena proses makan melibatkan banyak organ tubuh, seperti jantung dan usus, serta berpengaruh pada mood dan produktivitas.

Studi menunjukkan manfaat signifikan dari mindful eating. Dengan makan yang penuh kebahagiaan, hormon kebahagiaan akan diproduksi lebih banyak, yang berdampak pada peningkatan produktivitas.

Tantangan Emotional Eating di Indonesia

Sayangnya, sebuah studi dari Health Collaborative Center (HCC) menunjukkan fakta yang cukup memprihatinkan. Sebanyak 6 dari 10 orang Indonesia termasuk dalam kategori “emotional eater”, bukan “mindful eater”.

Emotional eater cenderung makan karena emosi, seperti marah atau sedih, bukan karena lapar. Kebiasaan ini tentunya berdampak negatif bagi kesehatan.

Dr. Ray berharap program promosi Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dapat mengintegrasikan prinsip mindful eating. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menunjukkan peningkatan produktivitas hingga dua kali lipat pada kelompok pekerja yang diberi suasana makan yang menyenangkan. Ini membuktikan pentingnya mindful eating dalam meningkatkan kesejahteraan.

Mengenal Lebih Dekat Gastronomi Berkelanjutan

Ketua IGC, Ria Musiawan, mendefinisikan gastronomi sebagai seni menikmati makanan yang baik. Seni ini mempertimbangkan sejarah, budaya, makna, dan asal-usul makanan.

Gastronomi berkelanjutan, di sisi lain, menambahkan dimensi keberlanjutan. Konsep ini menekankan pada penggunaan bahan lokal dan musiman, meminimalisir limbah makanan, dan memperhatikan seluruh proses produksi makanan, dari hulu hingga hilir.

Ria menjelaskan gastronomi berkelanjutan memaksimalkan penggunaan bahan pangan lokal. Proses ini juga meminimalkan limbah dan memperhatikan seluruh proses produksi makanan hingga siap konsumsi.

Lima Prinsip Utama Gastronomi Berkelanjutan

Dr. Ray merangkum lima prinsip utama gastronomi berkelanjutan sebagai berikut:

  • Sumber Bahan Baku: Menggunakan bahan makanan lokal dan musiman untuk mengurangi jejak karbon dan mendukung ekonomi lokal.
  • Teknik Produksi: Menerapkan metode produksi dan persiapan makanan ramah lingkungan, seperti pertanian organik dan teknik memasak tradisional yang hemat energi.
  • Kesejahteraan Sosial: Memastikan rantai pasok makanan adil dan mendukung kesejahteraan semua pihak yang terlibat, termasuk petani, nelayan, dan pekerja restoran.
  • Pengelolaan Limbah: Mengurangi limbah makanan melalui pemanfaatan seluruh bagian bahan makanan, komposting, dan daur ulang.
  • Kesehatan Konsumen: Menyediakan makanan sehat dan bergizi untuk mendukung kesehatan konsumen.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip gastronomi berkelanjutan dan mindful eating, kita dapat membangun pola makan yang lebih sehat, bahagia, dan ramah lingkungan. Kesehatan yang optimal akan tercapai, bukan hanya dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari cara kita mengonsumsinya.

Related Post