Indonesia diproyeksikan mengalami peningkatan signifikan jumlah lansia dalam beberapa tahun mendatang. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan jumlah lansia akan mencapai 48,2 juta jiwa pada tahun 2035, sekitar 15,77 persen dari total populasi.
Angka ini menunjukkan tantangan besar bagi Indonesia dalam menyediakan layanan kesehatan dan sosial bagi kelompok usia lanjut. Data Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi lansia yang membutuhkan bantuan, baik ringan maupun berat, cukup tinggi.
Meningkatnya Kebutuhan Layanan Jangka Panjang
Peningkatan jumlah lansia berdampak pada kebutuhan layanan jangka panjang (Long-Term Care/LTC) yang terus meningkat. Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, menekankan urgensi pemerintah untuk segera menyiapkan kebijakan nasional terkait LTC.
Tanpa langkah konkret, Indonesia berpotensi menghadapi beban sosial dan ekonomi yang berat di masa depan. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat ini masih terfokus pada layanan kuratif dan belum sepenuhnya mengakomodasi kebutuhan LTC.
Layanan LTC meliputi perawatan di rumah (home care), rehabilitasi sosial, dan dukungan psikososial. Negara lain seperti Jepang dan Thailand telah menerapkan skema asuransi perawatan jangka panjang yang lebih komprehensif.
Integrasi LTC dalam Sistem JKN
Edy Wuryanto mengusulkan beberapa langkah strategis untuk mengatasi tantangan ini. Pertama, Kemenkes dan Bappenas perlu segera menyusun kerangka kebijakan nasional tentang LTC sebagai bagian integral dari sistem JKN.
Skema pembiayaan hibrida yang melibatkan BPJS Kesehatan, APBN, dan kontribusi keluarga diusulkan agar lebih inklusif dan berkelanjutan. Integrasi layanan LTC ke dalam reformasi layanan primer dan sistem Academic Health System (AHS) juga penting.
Puskesmas dapat berperan sebagai pusat koordinasi layanan lansia, mulai dari perawatan rumah, pusat layanan harian (daycare), hingga dukungan sosial dan rehabilitasi. Investasi pada sumber daya manusia (SDM) seperti caregiver profesional dan perawat geriatri juga krusial.
Teknologi asistif seperti telehealth dan sistem peringatan dini juga perlu diadopsi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan. Hal ini penting untuk menjaga martabat lansia di masa tua mereka.
Pentingnya Standar Nasional Layanan LTC
Pemerintah juga perlu segera menetapkan standar nasional layanan LTC. Hal ini mencakup regulasi dan sertifikasi lembaga pengasuhan lansia, serta tenaga perawat atau caregiver.
Standar nasional sangat penting untuk mencegah praktik-praktik layanan yang tidak beretika dan eksploitatif terhadap lansia. Layanan LTC yang berkualitas harus berlandaskan etika profesional dan menghormati martabat manusia.
Dengan meningkatnya jumlah lansia, Indonesia harus segera beradaptasi dan melakukan investasi yang signifikan pada sistem LTC. Keberhasilan ini membutuhkan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga swasta, dan masyarakat.
Persiapan yang matang dan komprehensif untuk menghadapi lonjakan populasi lansia akan menentukan keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh warganya, termasuk para lansia. Kegagalan dalam hal ini akan berdampak besar pada beban sosial dan ekonomi negara di masa mendatang.