Indonesia berpacu dengan waktu untuk mencapai target eliminasi malaria pada 2030. Komitmen ini kembali ditegaskan dalam pertemuan tingkat tinggi Asia Pacific Leaders Summit on Malaria Elimination ke-9 di Bali, 17 Juni lalu. Prestasi signifikan telah diraih, namun tantangan masih besar, terutama di Indonesia bagian timur.
79 persen wilayah Indonesia kini telah bebas malaria. Ini merupakan hasil kerja keras berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, peneliti, dan pemerintah. Namun, Papua masih menjadi wilayah dengan kasus malaria tertinggi, menyumbang sekitar 93 persen dari total kasus nasional. Sinergi seluruh pemangku kepentingan, baik pusat maupun daerah, sangat krusial untuk mengatasi tantangan ini.
Daftar Baca
Strategi Nasional Eliminasi Malaria: Deteksi Dini dan Pengobatan Tepat
Strategi nasional eliminasi malaria Indonesia berfokus pada dua pilar utama: peningkatan deteksi dini dan pengobatan tepat waktu. Penemuan kasus secara aktif dan pengobatan yang tepat merupakan kunci keberhasilan pengendalian penyakit ini.
Indonesia telah berhasil mencapai status bebas malaria di 476 dari 514 kabupaten/kota. Target eliminasi 100 persen di seluruh wilayah Indonesia di akhir 2030 tetap menjadi prioritas utama. Untuk mempercepat proses, peningkatan jumlah tes malaria sangat penting. Idealnya, dengan estimasi 1 juta kasus malaria, dibutuhkan setidaknya 8 juta tes per tahun, atau empat kali lipat dari jumlah skrining saat ini.
Pencegahan dan Kolaborasi: Kerja Sama Lintas Batas dan Daerah
Upaya pencegahan penyakit juga tak kalah penting. Pemerintah secara rutin mendistribusikan 3,3 juta kelambu berinsektisida tahan lama (LLIN) setiap dua hingga tiga tahun.
Kerja sama internasional juga menjadi kunci. Indonesia telah menandatangani rencana aksi bersama dengan Papua Nugini untuk pengendalian nyamuk malaria di wilayah perbatasan. Kolaborasi dengan pemerintah daerah juga diperkuat. Enam gubernur dari wilayah Papua telah menandatangani komitmen bersama pemerintah pusat untuk mendukung upaya eliminasi malaria. Dukungan politik dari para pemimpin daerah sangat penting untuk mencapai target nasional.
Dukungan Global dan Komitmen Berkelanjutan
Dukungan internasional semakin menguatkan optimisme Indonesia. WHO dan Global Fund menyatakan komitmen penuh untuk mendukung strategi nasional Indonesia.
WHO berkomitmen untuk memperkuat sistem surveilans, pengendalian vektor, dan integrasi program ke layanan kesehatan primer. Global Fund mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dan menekankan pentingnya dukungan pembiayaan domestik untuk keberhasilan eliminasi malaria. Dukungan internasional ini menjadi angin segar dalam upaya Indonesia memberantas malaria.
Tantangan ke Depan dan Jalan Menuju 2030
Walaupun kemajuan signifikan telah dicapai, jalan menuju eliminasi total malaria pada 2030 masih panjang. Upaya berkelanjutan, terutama di wilayah timur Indonesia, tetap menjadi prioritas utama.
Kerja keras dan komitmen bersama dari semua pihak sangat dibutuhkan. Sains, strategi, dan solidaritas menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai cita-cita Indonesia untuk bebas dari penyakit malaria. Dengan strategi yang tepat dan dukungan yang kuat, target eliminasi malaria di tahun 2030 bukanlah hal yang mustahil.